Petunjuk Dari Paulus (Jelajah PB 857)

1 Timotius 5:19-25

Timotius termasuk gembala awal di kota Efesus. Karena di Efesus ada sekolah teologi, maka akan banyak alumni dari sekolah tersebut yang melayani di berbagai tempat. Mungkin para gembala pada waktu itu sering dituduh melakukan segala sesuatu yang tidak baik. Karena itu Paulus memberi peringatan kepada Timotius supaya tidak menerima tuduhan atas penatua atau gembala, kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. Jika tidak ada saksi lebih dari satu orang, maka tuduhan tersebut tidak bisa diterima.

Para penatua atau gembala yang berbuat dosa, mereka seharusnya ditegor di depan semua orang, supaya yang lain juga menjadi takut untuk melakukan perbuatan dosa yang sama. Sekilas perintah ini bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus di dalam Matius 18. Dalam hal ini ada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Jika kesalahan atau dosa yang dilakukan itu menuntut semua orang harus tahu, dengan tujuan supaya lain kali tidak ada kesalahan yang sama, maka kesalahan itu harus ditegor di depan semua orang. Tetapi jika orang tersebut melakukan kesalahan sendiri dan tidak melibatkan banyak orang, tidak berpengaruh atau berkaitan dengan banyak orang di dalam persekutuan, maka Matius 18 menjadi pedomannya.

Pesan ini sampai diperkatakan di hadapan Bapa, Yesus Kristus dan para malaikat, supaya dalam melakukan semuanya ini, Timotius bertindak tanpa prasangka dan bertindak dalam segala sesuatu tanpa memihak. Malaikat-malaikan pilihan Tuhan ini adalah mereka yang nanti akan datang bersama-sama dengan Tuhan Yesus untuk menghakimi dunia ini. Paulus ingin supaya Timotius memperhatikan dan melaksanakan semua petunjuk yang telah diberikannya itu. Timotius perlu menegakkan semuanya itu di dalam jemaat, supaya jemaat berjalan dengan semestinya, jemaat menjadi saksi yang baik dan benar di hadapan semua orang.

Timotius dituntut tidak memihak, artinya adil terhadap semua orang. Kita seharusnya hanya memihak pada kebenaran. Hal ini akan menjadi kesaksian dari seorang pemimpin yang baik. Dia tidak memihak dan berusaha untuk memperbaiki semua kekacauan, supaya jemaat bisa hidup dengan baik sesuai dengan petunjuk Tuhan.

Timotius diberitahu supaya tidak terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang. Penumpangan tangan ini adalah dukungan atau penahbisan gembala jemaat. Dalam hal ini Timotius harus hati-hati, melihat kembali kelayakan orang tersebut untuk mendapatkan penumpangan tangan. Jangan sampai kita tidak tahu siapa yang kita beri tumpang tangan, sehingga kita pun ikut terseret-seret terhadap dosa orang tersebut. Perlu menjaga kemurnian diri, supaya kita bisa melihat kemurnian orang lain juga.

Timotius memiliki masalah di pencernaannya. Paulus tidak melakukan mujizat terhadap Timotius. Ini adalah salah satu bukti bahwa di masa akhir pelayanan Paulus, ia tidak mengadakan mujizat lagi. Mereka tidak membuat mujizat karena kerasulan mereka telah diterima dengan baik oleh saudara-saudara seiman. Semua yang telah mereka ajarkan sudah didengar sebagai perintah Tuhan. Kuasa melakukan mujizat diberikan kepada para rasul dengan tujuan untuk meneguhkan pemberitaan Injil mereka pada awal pelayanan. Mujizat itu membuktikan bahwa mereka adalah rasul, utusan Yesus Kristus. Ketika kerasulan mereka telah diterima, mereka tidak lagi melakukan mujizat.

Ketika kita hidup di dunia ini, mungkin kita pernah melihat orang yang melakukan dosa dengan sangat menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan. Ada juga orang yang berbuat baik, tetapi tidak terlalu kelihatan. Tetapi semuanya itu akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Karena itu kita perlu melakukan segala sesuatu sambil terus mengingat firman Tuhan. Seharusnya kita melakukan segala sesuatu bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, tetapi untuk nanti dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top