Perpecahan Dalam Jemaat (Jelajah PB 832)

2 Tesalonika 3:3-6

Tuhan mengetahui semua hal yang kita alami, terutama yang berkaitan dengan pemberitaan Injil dan pelayanan kita di dunia. Karena itu apapun tantangan yang kita hadapi, Tuhan akan terus setia dan menguatkan kita. Anak Tuhan yang baik adalah anak Tuhan yang tidak berdoa untuk menyingkirkan semua rintangan dan tantangan yang dihadapinya, supaya jalan yang dihadapinya mulus dan aman. Anak Tuhan selalu berdoa supaya dia dikuatkan meskipun menghadapi tantangan.

Paulus yakin bahwa segala sesuatu yang sudah dipesankan dan diajarkan, telah dilakukan dan akan dilakukan oleh jemaat di Tesalonika. Jemaat Tesalonika adalah jemaat yang baik dan setia. Jemaat ini mengalami penganiayaan tetapi tetap kuat. Kita bisa melihat itu dari tulisan-tulisan Paulus mengenai jemaat di Tesalonika. Kita juga diajar untuk melihat kehidupan Kristus sebagai contoh bagi hidup kita. Ketika kita diizinkan untuk menghadapi penderitaan, kita tetap menjadikan Kristus sebagai teladan di dalam penderitaan.

Selanjutnya Paulus mengajarkan tentang tindakan pemurnian dan pemisahan. Paulus berpesan supaya jemaat di Tesalonika menjauhkan diri dari setiap saudara (seiman) yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak menurut pada ajaran yang telah disampaikan oleh Paulus. Jika di dalam satu jemaat terjadi perbedaan pengajaran, maka akan berpotensi untuk terjadi perpecahan dan pemisahan. Karena itu, sangat mustahil jika orang Kristen di dunia ini bisa bersatu secara keseluruhan sebagai tubuh Kristus. Jika kita meneliti kembali ke dalam Alkitab, maka bisa disimpulkan bahwa persatuan yang Tuhan Yesus inginkan adalah persatuan di dalam jemaat lokal, bukan persatuan yang am (umum).

Di dalam satu jemaat lokal, hanya bisa ada satu macam pengajaran saja, terutama pengajaran mengenai keselamatan. Di dalam satu jemaat lokal tidak boleh ada beberapa macam pengajaran. Karena itu, pengajaran di dalam jemaat lokal harus dijaga dengan baik. Satu jemaat bisa berbeda pengajaran dengan jemaat yang lain, meskipun masih dalam satu merk gereja (denominasi). Tuhan tidak pernah memberi perintah kepada orang Kristen supaya kekristenan menjadi satu organisasi, yang menaungi seluruh dunia ini. Jika di dalam satu jemaat lokal terjadi dua atau lebih macam pengajaran, maka tidak bisa dihindari terjadinya pemisahan atau perpecahan. Jika terjadi perpecahan, maka akan menjadi dua jemaat. Dua jemaat itu akan terus berkembang sampai akhir zaman. Di hari akhri akan teruji jemaat mana yang lebih benar dan sesuai dengan Alkitab. Dua jemaat itu masing-masing bisa saling bersaksi.

Satu jemaat lokal adalah satu tubuh Yesus Kristus. Tidak mungkin bisa terjadi penyatuan seluruh kekristenan di dunia ini, jika masing-masing memiliki pengajaran. Kalau penyatuan dalam bentuk kegiatan atau program, bisa saja terjadi. Tetapi hal itu tidak akan bertahan lama. Setiap jemaat pasti akan kembali pada pelayanan dan pengajarannya masing-masing. Atau masing-masing jemaat meninggalkan tuntutan perbedaan pengajaran, mencoba berkompromi satu dengan yang lain. Tetapi selama ini, hal tersebut tidak bisa terjadi. Justru yang terjadi, semakin banyak perpecahan dan makin beragam merk gereja. Di satu sisi setiap gereja ingin bersatu dan bersama-sama. Di sisi lain, setiap gereja juga memiliki pengajarannya masing-masing. Hal yang paling mungkin untuk dilakukan adalah mengusahakan persatuan dalam satu jemaat lokal, sehati sepikir dalam kasih Kristus, supaya tidak terjadi perpecahan di dalam jemaat lokal. Yang kita inginkan bukan perpecahan, tetapi pertumbuhan, yaitu memiliki pos-pos pelayanan penginjilan yang siap untuk menjadi jemaat lokal yang baru.

Views: 18

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top