Penganiayaan Semakin Parah (Jelajah PB 823)

2 Tesalonika 1:1-2

Surat 2 Tesalonika ini juga ditulis oleh rasul Paulus, setelah ada informasi bahwa penganiayaan di Tesalonika semakin parah. Hal ini yang mendorong Paulus untuk menulis surat kepada jemaat di Tesalonika, untuk menghibur dan memberi kekuatan kepada mereka di sana. Sepertinya orang-orang Yahudi bersekongkol dengan orang-orang Yunani dan pemerintah kota, untuk melancarkan penganiayaan yang lebih keras terhadap orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan mengikuti pengajaran rasul Paulus. Membaca surat 1 Tesalonika kita bisa melihat bahwa di saat itu sudah mulai terjadi penganiayaan. Sebelumnya juga terjadi penganiayaan, yang menyebabkan rasul Paulus harus pergi dari kota tersebut. Tetapi sekarang terdengar berita bahwa penganiayaan yang terjadi di Tesalonika semakin buruk.

Selain itu, surat ini ditulis karena ada sedikit kesalahpahaman tentang surat pertama, yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, yang telah dituliskan di surat sebelumnya. Ada pihak yang mengatakan bahwa Yesus seolah-olah sudah datang. Pihak tersebut memanfaatkan tulisan rasul Paulus. Mungkin karena telah terjadi penganiayaan yang makin buruk, maka itu menjadi alasan bagi mereka untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus sudah datang dan mereka saat ini masuk ke dalam penganiayaan besar. Beberapa orang akhirnya menjadi lemah iman karena terjadi penganiayaan dan merasa mereka ditinggal oleh Tuhan.

Ketika surat pertama banyak membahas mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan segera terjadi, maka ada beberapa jemaat yang tidak mau bekerja untuk menunggu kedatangan Yesus tersebut. Karena itulah di pasal 3 nanti, Paulus menjelaskan bahwa orang yang tidak bekerja tidak boleh makan.

Surat ini dikirim tidak lama setelah surat yang pertama. Kemungkinan besar surat ini dikirim dari kota Korintus. Hal itu bisa kita lihat dari salam pembuka yang disampaikan oleh Paulus, yaitu dari Paulus, Silwanus dan Timotius. Setelah keluar dari Korintus, mereka tidak pernah tercatat bersama-sama lagi. Kita bisa cek di dalam Kisah Para Rasul 18, mereka berpisah setelah dari Korintus dan setelah itu tidak ada kesempatan lagi bagi mereka untuk bersama-sama.

Ada usaha yang cukup keras dari para penentang rasul Paulus untuk mengacaukan iman jemaat di Tesalonika. Bukan hanya melalui penganiayaan, tetapi mereka juga mencoba untuk membuat surat palsu yang ditulis dan dikirim ke jemaat Tesalonika dengan menggunakan nama Paulus. Ada banyak hal yang telah dilakukan oleh penentang kekristenan, supaya berita Injil tidak menyebar kepada banyak orang. Karena itulah, Paulus segera menulis surat kedua, supaya tidak terjadi kekacauan iman di Tesalonika. Jemaat pertama mengalami berbagai macam kesulitan, tanpa memiliki Alkitab yang lengkap seperti yang kita punyai saat ini. Mereka tidak bisa belajar sendiri. Mereka seringkali perlu bertanya kepada Paulus, karena segala sesuatu yang disampaikan oleh Paulus biasanya secara lisan.

Paulus juga menyadari bahwa waktu untuk mengajar mereka sangat kurang. Tetapi karena Paulus mau dianiaya, maka ia harus keluar dari kota tersebut. Akhirnya Paulus mengajar melalui surat ini. Kita bersyukur karena surat yang dipakai untuk mengajar di Tesalonika, saat ini juga sudah ada di tangan kita.

Views: 39

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top