Mengubah Rencana Tuhan (Jelajah PB 831)

2 Tesalonika 3:1-2

Paulus meminta supaya jemaat di Tesalonika berdoa, supaya pemberitaan Injil yang dikerjakan oleh Paulus bisa berjalan dengan baik, sama seperti yang telah terjadi di Tesalonika. Jemaat Tesalonika adalah buah penginjilan dari rasul Paulus yang tetap teguh berdiri meskipun menghadapi berbagai macam tantangan dan penganiayaan. Kita memang perlu saling mendoakan satu dengan yang lain, terutama dalam hal pelayanan pemberitaan Injil. Berdoa adalah satu pemberian khusus yang Tuhan berikan kepada kita. Ini adalah hak istimewa yang diberikan kepada orang-orang percaya. Seandainya Tuhan sudah merencanakan segala sesuatu tanpa bisa diubah, maka tidak ada fungsinya kita berdoa. Ketika kita diberi hak khusus untuk berdoa, maka ada kemungkinan Tuhan bisa mengubah apa yang sudah direncanakan-Nya sebelumnya.

Tuhan yang maha kuasa, maha tahu dan maha kasih, memberikan hak istimewa ini, sebagai seorang anak untuk menyampaikan kerinduan hati dan permintaan kepada Bapa di Surga. Sebagai Bapa yang maha bijak, pasti akan mempertimbangkan semua yang kita sampaikan atau yang kita minta itu. Ketika kita berdoa, kita juga harus memahami bahwa semua rencana Tuhan akan dilaksanakan untuk kemuliaan-Nya. Kita juga termasuk di dalam rencana atau rancangan tersebut. Jika kita meminta dan itu baik atau berkenan kepada Tuhan, maka Ia akan mengabulkan doa kita. Hal itu dilakukan karena kasih-Nya yang besar kepada kita.

Paulus juga meminta jemaat di Tesalonika berdoa supaya rasul Paulus terlepas dari pengacau dan orang-orang jahat, karena tidak semua orang beroleh iman. Iman akan timbul dari diri seseorang, karena mereka merespon pemberitaan Injil. Mereka mendengarkan Injil, menyelidiki dan merenungkan, kemudian memutuskan untuk percaya atau tidak. Ketika mereka memutuskan untuk percaya, maka itulah iman yang mereka miliki. Iman itulah yang menyelamatkan mereka dari belenggu dosa dan mereka akan memperoleh hidup yang kekal. Komposisi iman terdiri dari pengetahuan, perasaan dan kehendak. Orang mengetahui karena mendengar firman. Setelah mengetahui, orang memasukkannya dalam pikiran dan hati. Dari situlah maka ia akan memutuskan untuk percaya atau tidak.

Memang dari zaman dahulu sampai sekarang, pengacau selalu ada. Mereka seringkali memanfaatkan kelemahan orang. Mereka menganggap diri benar dan memaksakan kehendaknya itu kepada orang lain. Orang yang suka menganiaya orang, sudah bisa dipastikan bahwa hati mereka memang jahat.

Paulus terus memberikan motivasi kepada jemaat di Tesalonika. Dia berkata bahwa Tuhan itu setia. Ia akan menguatkan hati dan memelihara jemaat di Tesalonika terhadap yang jahat. Tuhan bukan tidak tahu tentang segala sesuatu yang dialami oleh jemaat di Tesalonika pada saat itu. Tuhan mengizinkan semuanya itu terjadi supaya jemaat di Tesalonika kuat di dalam iman, bukan karena kesaksian orang lain, tetapi karena mereka mengalaminya sendiri. Ketika orang Kristen mengalami kesusahan, ada sisi baiknya. Hal itu membuktikan bahwa kita adalah warga kerajaan Surga. Jika kita disayang oleh dunia ini, berarti kita bukan warga kerajaan Surga. Kesusahan yang menimpa kita akan membawa kita mendapatkan hadiah. Di setiap kesusahan yang kita alami karena Kristus dan pemberitaan Injil, kita akan mendapatkan hal yang lebih indah di Surga.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top