Kudus di dalam Tuhan (Jelajah PB 749)

Efesus 2:17-22

Karena Yesus Kristus, maka orang Yahudi maupun non-Yahudi dalam satu roh, beroleh jalan masuk kepada Bapa. Kristus Yesus telah mendamaikan kita dengan Bapa. Tuhan kita maha kasih, Dia juga maha suci. Karena kemahasucian-Nya, maka Ia tidak mengizinkan dosa masuk menghampiri-Nya, meskipun dosa itu hanya satu titik. Dia juga maha adil, karena itu Ia juga menuntut penghukuman atas dosa yang dilakukan oleh manusia. Karena kasih-Nya kepada kita, maka Yesus hadir ke dunia sebagai manusia. Karena keadilan-Nya, maka hukuman itu dijatuhkan kepada Yesus, untuk menggantikan kita dihukum. Karena maha suci-Nya, maka darah Yesus yang tercurah itulah yang menguduskan dan menyucikan kita, sehingga kita dilayakkan untuk menghampiri Bapa, di dalam Yesus Kristus.

Setelah kita di dalam Kristus Yesus, kita bukan orang asing lagi. Kita bukan pendatang, tetapi kita adalah warga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Tuhan. Kita diberi kesempatan untuk masuk dalam kumpulan orang-orang percaya, menjadi anggota jemaat, bagian dari tubuh Kristus. Jemaat ini dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Para rasul dan nabi itu adalah pondasi jemaat.

Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah pondasi atau dasar jemaat. Kitab Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi. Tuhan memberikan pewahyuan kepada para nabi, sehingga tertulislah kitab-kitab Perjanjian Lama. Kitab Perjanjian Baru adalah kesaksian para rasul. Yesus Kristus menjadi batu penjuru dalam pembangunan jemaat. Di dalam Kristus akan tumbuh sebuah jemaat yang rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Kumpulan orang percaya atau tubuh Yesus Kristus atau jemaat, itulah Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan. Kita sebagai kumpulan orang-orang percaya yang bersekutu di suatu lokasi tertentu, adalah jemaat Tuhan yang hidup. Bukan gedung yang dibicarakan, tetapi persekutuan manusianya. Roh Tuhan telah tinggal di dalam diri orang percaya. Ketika orang percaya itu berkumpul dan sehati, maka Tuhan hadir dan kita menjadi Bait Allah yang kudus.

Karena Roh Tuhan diam di dalam kita, maka kita menjadi Bait Tuhan. Kita menjadi Bait Tuhan yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Tuhan, kita juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Tuhan, di dalam Roh. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kita telah dipakai oleh Tuhan. Roh Tuhan yang kudus rela untuk tinggal di dalam kita. Jika Roh Kudus tinggal di dalam hidup kita, maka kita akan menjadi orang-orang yang bermoral dan berkarakter Kristus. Roh itu akan menghasilkan buah dan buah itu bisa menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain. Hidup kita akan berubah. Orang yang merasakan perubahan hidup kita setelah kita bertobat adalah orang-orang terdekat kita. Jika kita mengatakan bahwa diri kita sudah bertobat, tetapi orang-orang di dekat kita tidak merasakan perubahan ke arah yang lebih baik, maka kita perlu melihat kembali pertobatan kita. Jangan-jangan kita memang belum bertobat dan percaya kepada Yesus sama sekali, meskipun mungkin kita rajin ke gereja.

Orang yang sudah lahir baru pasti akan sungguh-sungguh membangun karakter hidup kudus. Agama atau kepercayaan yang benar di muka bumi ini adalah agama atau kepercayaan yang mendorong umatnya untuk memiliki moralitas yang tinggi. Moralitas yang tinggi dihasilkan dari pengajaran yang benar. Seharusnya itu ada di dalam jemaat, ada di dalam hidup kita.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top