Efesus 2:1-3
Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, maka kita dimeteraikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus masuk ke dalam hati kita untuk memperbaharui hidup kita yang sudah dikuduskan oleh darah Yesus. Iman kita seharusnya didasarkan pada firman Tuhan, bukan pada perasaan. Karena itu, setelah bertobat dan percaya kepada Yesus, kita tidak merasakan apa-apa pada saat Roh Kudus masuk ke dalam hati kita. Yang kita lakukan hanyalah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Perasaan yang mungkin kita sadari adalah kepekaan yang bertambah terhadap kebenaran firman Tuhan.
Setelah itu, maka kita seharusnya masuk dan bergabung di dalam jemaat. Jemaat inilah yang menjadi kepenuhan akan Yesus Kristus. Menjadi anggota jemaat berarti ikut di dalam kumpulan atau persekutuan orang-orang percaya. Persekutuan ini didasarkan pada Yesus Kristus sebagai Kepala jemaat atau Kepala Gereja. Kumpulan orang percaya adalah tubuh Kristus secara rohani.
Paulus mengingatkan kepada jemaat di Efesus dan kepada kita semua supaya tidak menyombongkan diri dengan keadaan saat ini, tentang statusnya di dalam Yesus Kristus. Kita diingatkan bahwa dahulu kita sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita. Kita mati karena telah mengikuti jalan dunia ini dengan cara mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang yang sudah dilahirkan kembali di dalam Yesus Kristus, orang yang sungguh-sungguh bertobat dan percaya kepada Yesus, seharusnya dapat melihat bahwa dia sudah mati. Karena kita berdosa, maka seharusnya kita sudah mati. Jika seseorang bisa menyadari dan melihat bahwa sesungguhnya ia sudah mati, maka ia akan mudah untuk sadar ketika dilahirkan kembali.
Kedurhakaan terjadi di mana-mana dan sedang merajalela. Kasih manusia berkurang, sehingga menimbulkan banyak kedurhakaan. Semakin hari manusia curiga dengan manusia yang lain. Inilah yang terjadi di dunia, baik dulu pada zaman surat ini ditulis, maupun saat ini. Di dalam Matius 24:12 dikatakan, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Iblis bekerja keras selama ribuan tahun untuk melakukan semuanya ini. Paulus mengakui bahwa dahulu dia juga ada di dalam kedurhakaan tersebut. Pada waktu itu rasul Paulus hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran jahat. Paulus sadar bahwa ia bisa mendapatkan murka dari Tuhan, sama seperti orang-orang durhaka lainnya. Demikian juga dengan kita, kita juga patut menyadari akan masa lalu kita itu. Jika kita mengingat semuanya itu, seharusnya kita bersyukur.
Hari ini, jangan sampai kita masih berada di dalam kedurhakaan itu. Jangan sampai kita berada di luar Tuhan dan melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan sudah menciptakan kita dan sedemikian rupa telah mengasihi kita. Ternyata masih banyak orang yang tidak menyadari dan mau mengakui bahwa mereka telah durhaka terhadap Tuhan. Banyak orang yang tidak peduli sedikitpun kepada Tuhan. Ditambah lagi dengan adanya roh kedurhakaan yang bekerja siang dan malam selama ribuan tahun untuk menghasut manusia supaya mereka bertindak durhaka terhadap Tuhan. Jika orang tidak peduli terhadap Penciptanya, maka ia pun tidak akan mau menghargai orang lain, termasuk tidak mau menghargai orang tuanya sendiri.
Views: 8