Efesus 1:18-23
Pada saat surat Efesus ini ditulis, pewahyuan belum berhenti. Pewahyuan dan pengilhaman dari Tuhan berhenti setelah para rasul meninggal dunia. Yang paling terakhir menerima pewahyuan adalah Yohanes, pada saat di pulau Patmos. Pada saat itu Yohanes menuliskan kitab Wahyu, sebagai pewahyuan terakhir dari Tuhan. Selama para rasul masih ada di dunia ini, maka orang-orang percaya bisa mendapatkan wahyu secara pribadi dari Tuhan. Hikmat dan wahyu itu dapat menjadikan mata hati mereka terang. Mereka semakin peka dengan kebenaran firman Tuhan, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana kehendak Tuhan dan mana yang bukan kehendak Tuhan.
Tuhan sudah menyediakan kemuliaan yang besar. Mata hati yang terang akan membuat orang percaya bisa mengerti pengharapan yang dijanjikan oleh Tuhan, yang terkandung dalam panggilan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu sangat kaya, dan telah ditentukan untuk menjadi bagian bagi orang-orang percaya. Kemuliaan Tuhan terpancar melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus telah mengerjakan segala sesuatu dengan taat. Dia sudah mati, tetapi dibangkitkan dari antara orang mati. Setelah bangkit, Ia kembali kepada kemuliaan-Nya, duduk di sebelah kanan Bapa di Surga. Nama Yesus menjadi nama yang mulia, nama di atas segala nama. Yesus yang kemudian akan datang untuk menghakimi dunia ini. Dia Juruselamat dunia sekaligus Hakim bagi dunia ini. Dia juga Raja yang berkuasa atas dunia ini. Yesus adalah Pribadi Tuhan yang kedua.
Nama Yesus tidak hanya berkuasa di dunia ini saja, tetapi juga berkuasa di dunia yang akan datang. Tuhan Yesus di dalam Matius 28:18 berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Surga dan di bumi.” Jadi, yang berkuasa di Surga dan di bumi adalah Yesus Kristus. Segala sesuatu telah diletakkan oleh Bapa di bawah kaki Yesus Kristus dan Yesus Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat menjadi tubuh Kristus, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Yesus Kristus adalah Kepala jemaat dan jemaat (lokal) adalah tubuh-Nya. Tentu yang dimaksudkan adalah tubuh rohani. Jemaat ada di banyak tempat dan jemaat tersebut mewakili Kristus di tempat tersebut. Jika jemaat itu ada di Pontianak, maka jemaat itu mewakili Kristus di Pontianak. Jemaat itu memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajarkan Injil yang benar, memberitakan Injil serta menjadi kesaksian di tempat ia berada. Tubuh Kristus bukan jemaat universal, keseluruhan dari orang Kristen di dunia ini. Jemaat universal tidak akan bisa bersehati, karena mereka tidak bisa saling bertemu satu dengan yang lain. Jemaat di Pontianak tidak bisa bersehati dengan jemaat di Jakarta, apalagi jemaat di luar negeri. Karena itu, setiap jemaat memiliki tanggung jawab masing-masing langsung kepada Tuhan, langsung kepada Sang Kepala Gereja.
Surat ini ditulis kepada jemaat di Efesus. Jemaat di Efesus itu adalah tubuh Kristus yang mewakili Kristus di kota Efesus. Anggota jemaat di Efesus harus sehati, karena mereka tidak akan mungkin bisa sehati dengan jemaat di kota lain. Mungkin mereka bisa memiliki persamaan dengan jemaat di kota lain, tetapi tidak mungkin bisa sehati terhadap segala hal. Ketika kita bertumbuh dalam satu jemaat, maka kita harus menjaga kesehatian. Kita juga harus menjaga supaya jemaat tersebut berkenan di dalam Tuhan. Kita harus menjaga supaya jemaat itu bisa menjadi saksi yang baik, menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran di daerah tersebut.
Views: 4