Iman itu Bukan Perbuatan (Jelajah PB 745)

Efesus 2:4-10

Dulu kita memang mati karena hidup dalam kedurhakaan bersama dengan sebagian besar manusia di bumi ini. Tetapi sekarang, Tuhan yang kaya dengan rahmat dan penuh kasih yang besar, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus. Saat kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, maka kita pun hidup di dalam Kristus. Karena kasih karunia-Nya, maka kita diselamatkan. Di dalam Yesus Kristus, Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Surga. Jika Yesus bangkit dari antara orang mati, maka kita pun nanti dibangkitkan oleh Dia. Jika pada saat Yesus datang kedua kali nanti, kita masih ada di dunia ini, maka tubuh kita akan diubah menjadi tubuh kebangkitan. Kita akan pergi bersama Dia ke Surga.

Setiap orang yang ada di dalam Yesus Kristus, maka ia akan dibangkitkan. Sepanjang surat Efesus ditulis, maka kita akan sering menemukan kata “di dalam Kristus.” Kita akan hidup sia-sia jika berada di luar Kristus. Di dalam Kristus, kita mendapatkan karunia yang berlimpah-limpah. Sebab karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian dari Tuhan, itu bukan hasil pekerjaan kita: maka kita tidak boleh memegahkan diri. Kita diselamatkan bukan oleh perbuatan kita dan bukan karena dipilih untuk diselamatkan.

Kita diselamatkan oleh karena iman. Dicatat di dalam Roma 10:17 bahwa “Iman timbul dari pendengaran oleh firman Kristus.” Selain itu, di dalam Filipi 1:27 juga dikatakan, “Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.” Harus ada pemberitaan Injil terlebih dahulu, baru kemudian muncullah iman. Kita diselamatkan oleh iman itu, oleh kepercayaan kita kepada Yesus Kristus. Semuanya ini bukan perbuatan, tetapi pemberian dari Tuhan.

Iman itu bukan perbuatan atau perilaku. Iman itu adalah sikap hati. Ketika kita beriman, maka kita memiliki sikap hati percaya kepada Tuhan. Sikap hati ini bisa berubah sewaktu-waktu. Karena itulah orang yang percaya seharusnya memiliki komitmen untuk tetap memiliki sikap hati percaya kepada Yesus Kristus. Di dalam Ibrani 3:14 dikatakan, “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Supaya orang memperoleh iman, maka mereka harus siap untuk mendengarkan firman Tuhan. Firman Tuhan itu akan memberikan pengaruh yang baik bagi yang mendengarkannya. Jika firman itu masuk ke dalam pikiran, lalu masuk ke dalam hati, maka firman itu bisa mengubah pola pikir seseorang. Pola pikir seseorang yang berubah, akan membawa kepada sikap hati yang berubah. Pemberitaan Injil seharusnya membawa perubahan sikap hati untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Kita adalah ciptaan Tuhan, yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik. Ketika kita lahir baru, maka kita adalah ciptaan baru di dalam Yesus Kristus. Di dalam 2 Korintus 5:17 dikatakan, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Pekerjaan yang baik adalah bersaksi bagi dunia ini.

Di dalam jemaat, sebagai tubuh Kristus, seharusnya kita bersaksi bagi dunia ini. Apapun yang kita lakukan, seharusnya dilakukan atas nama Yesus Kristus. Kita sedang membawa nama Yesus Kristus. Karena itu kita harus selalu sadar bahwa saat ini kita sedang hidup di dalam Yesus Kristus.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top