Efesus 6:16-24
Ketopong keselamatan adalah penutup kepala, yang biasanya dipakai oleh serdadu untuk berperang. Jika kita sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, maka kita sudah memiliki ketopong keselamatan. Senjata selanjutnya adalah pedang roh, itulah firman Tuhan. Firman Tuhan dipakai untuk menusuk hati dan perasaan orang-orang.
Selain itu kita juga perlu berdoa di dalam roh untuk menyampaikan doa serta permohonan kita di hadapan Tuhan. Berdoa dengan roh artinya berdoa di dalam hati kita setiap saat. Kita tidak perlu komat-kamit. Kita bisa berdoa di mana saja dan kapan saja, di dalam hati kita. Bahkan orang lain tidak perlu tahu kalau kita sedang berdoa. Doa ini adalah saluran komunikasi yang Tuhan berikan kepada orang percaya, supaya tetap terhubung dengan Tuhan setiap saat. Kita berjaga-jaga dalam doa, dengan permohonan yang tidak terhenti, untuk semua orang kudus, orang yang sudah percaya kepada Yesus.
Paulus juga meminta dukungan doa dari jemaat di Efesus. Paulus perlu dukungan doa supaya bisa terus memberitakan Injil dan dikaruniakan perkataan yang benar. Paulus juga perlu keberanian untuk memberitakan rahasia Injil. Paulus menulis surat ini ketika ia sedang berada di penjara. Doa jemaat diperlukan supaya Paulus bisa menyatakan kebenaran dengan berani, sebagaimana seharusnya ia berbicara. Kita juga perlu berdoa untuk para pelayan Tuhan serta pemberita-pemberita Injil, supaya berani memberitakan Injil yang benar, yang tidak kompromi dengan dosa atau dunia ini.
Tikhikus yang membawa surat ini kepada jemaat di Efesus. Dialah yang akan menceritakan segala sesuatu tentang Paulus, termasuk keadaan Paulus pada saat sedang berada di dalam penjara. Cerita yang disampaikan oleh Tikhikus bisa memberikan penghiburan tersendiri bagi jemaat di Efesus. Pada saat itu, Paulus selalu dikawal oleh tentara Romawi. Mungkin dari kondisi dan keadaan tentara Romawi itu, maka Paulus menuliskan gambaran mengenai senjata Tuhan yang perlu dipakai pada saat peperangan rohani.
Kepedulian Paulus terhadap jemaat di Efesus diungkapkan dengan salam yang indah. Di akhir suratnya, Paulus memberikan salam damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Itulah yang dipercaya oleh orang-orang Kristen, karena janji Tuhan akan penyertaan-Nya setiap saat di manapun orang percaya berada. Damai sejahtera senantiasa diberikan oleh Tuhan kepada kita, supaya kita tetap tenang dalam menghadapi segala hal, termasuk menghadapi peperangan rohani yang terjadi setiap saat di dalam hidup kita.
Kasih karunia akan terus menyertai semua orang, terutama orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa. Kasih dari Tuhan adalah kasih yang kekal, kasih yang tidak terbatas, kasih yang tidak bisa digambarkan dengan akal pikiran manusia. Kasih Tuhan rela menyerahkan diri untuk menjadi korban bagi manusia yang berdosa. Jika manusia tidak bisa bersyukur akan hal itu, betapa celakanya manusia itu. Kasih Tuhan adalah kasih abadi dan murni, kasih yang tulus dan tidak mengharapkan balasan apapun. Kita pun harus mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih Tuhan.
Views: 10