Efesus 6:5-11
Pada saat surat ini ditulis, masih ada praktik perhambaan. Jika ayat ini digunakan di masa sekarang, bisa disamakan hubungan antara karyawan dengan pemberi kerja. Jika saat ini kita menjadi karyawan atau pekerja, maka yang harus kita lakukan adalah mentaati tuan kita atau pemberi kerja. Kita diperintahkan untuk taat dengan takut dan gentar, serta tulus hati, sama seperti ketaatan kita kepada Kristus. Jika kita tidak mau taat lagi dengan tuan kita, sebaiknya kita keluar saja dari pekerjaan itu. Kita tidak diperbolehkan untuk munafik, taat di depan saja sedangkan di belakang tidak. Kita diperintahkan untuk taat kepada tuan seperti kepada Kristus.
Jika kita menjadi karyawan atau bawahan, maka kita harus mengusahakan diri untuk mentaati tuan atau pemberi kerja dengan tulus. Hal itu kita lakukan supaya hati nurani kita bersih. Siapapun kita dan di posisi manapun kita, jika kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan dari Tuhan. Apalagi jika tuan dan pekerjanya itu sama-sama berada di dalam Tuhan.
Jika kita sebagai pemberi kerja atau pemimpin dalam pekerjaan, maka kita juga harus mengasihi pekerja atau karyawan kita. Kita harus menjauhkan diri dari ancaman. Jangan sampai kita membuat para pekerja menjadi tidak tenang. Kalau kedua pihak sudah percaya kepada Tuhan, nanti mereka akan sama-sama menghadap Tuhan. Kita harus ingat bahwa di hadapan Tuhan tidak ada lagi perbedaan secara status atau kedudukan. Kita akan sama-sama mempertanggungjawabkan hidup kita dan semua yang telah kita perbuat di dunia ini.
Paulus telah menulis surat kepada jemaat Tuhan dengan mengajarkan cara mengatur hubungan di dalam kehidupan rumah tangga, juga mengatur kehidupan dalam pekerjaan. Jika kita melaksanakan semuanya ini dengan baik dan taat, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini. Kita akan menikmati kehidupan ini dengan lebih baik.
Kita harus kuat di dalam Tuhan. Pertama-tama harus dilandaskan pada keluarga yang baik dan harmonis. Jika keluarga bermasalah dan berantakan, maka kita akan sulit menjadi orang yang tangguh. Kita juga tidak akan bisa bersaksi dan menyampaikan firman kepada orang lain. Segala sesuatu harus tertata dengan rapi sesuai dengan aturan, sehingga bisa menjadi pondasi yang baik bagi kekuatan hidup kita. Rumah tangga yang baik harus mengikuti aturan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Istri tunduk kepada suami dan suami mengasihi istri. Anak-anak taat dan menghormati orang tuanya. Orang tua mengasihi anak-anaknya dan tidak membangkitkan amarah di hati mereka. Jika kita berjalan sesuai dengan aturan dan ketentuan Tuhan, maka kita akan menghasilkan landasan rumah tangga yang kokoh dan kuat.
Setelah itu, kita juga harus menyadari bahwa kita sedang berada di dalam peperangan rohani, bukan peperangan jasmani. Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata dari Tuhan. Tugas kita adalah untuk bertahan dari segala macam tipu muslihat Iblis. Iblis tidak datang dengan terang-terangan, tetapi melalui tipu muslihat. Tipu muslihat artinya memperdaya seseorang yang menyebabkan orang tersebut bingung. Ketika orang itu sadar, barulah mereka mengerti kalau sedang terkena tipuan. Orang yang mengalami tipuan biasanya tersadar di waktu berikutnya dan ternyata itu sudah terlambat. Tipu muslihat bisa terjadi jika pikiran kita dikendalikan oleh Iblis.
Views: 2