Tidak Tawar Hati (Jelajah PB 668)

2 Korintus 4:1

Oleh karena kemurahan Tuhan, maka Paulus menerima pelayanan yang cukup sulit itu. Pelayanan yang dilakukan oleh Paulus sangat menyita perhatian dan penuh dengan pengorbanan. Sama seperti Tuhan Yesus yang sudah menderita dan taat sampai mati, untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Tidak ada jalan lain untuk dapat menyelamatkan umat manusia selain mengorbankan diri di atas kayu salib. Yesus sendiri pernah berdoa di taman Getsemani, sekiranya mungkin cawan itu lalu dari pada-Nya. Tetapi tetap tidak ada jalan lain, selain mengorbankan diri. Ternyata kehendak Bapa memang demikian. Dosa hanya bisa diselesaikan dengan penghukuman. Dengan demikian, setiap orang yang percaya kepada-Nya, dari Adam dan Hawa sampai manusia yang terakhir, maka dosanya akan dihitung dihukumkan di atas kayu salib.

Bagaimana Adam dan Hawa serta orang-orang di Perjanjian Lama bisa percaya kepada Yesus? Bukankah pada waktu itu Yesus belum ada? Mereka percaya kepada Juruselamat yang akan datang, yang sudah pernah dijanjikan oleh Tuhan di dalam Kejadian 3:15. Cara mereka percaya adalah dengan melaksanakan ibadah simbolik, mengorbankan domba di atas mezbah. Itu adalah simbol pengorbanan Sang Juruselamat. Itu yang dilakukan oleh Habel, Abraham, Nuh dan tokoh-tokoh lain di dalam Perjanjian Lama. Hari ini, setelah Sang Juruselamat tiba dan telah dihukumkan di atas kayu salib, kita percaya kepada Juruselamat yang sudah taat sampai mati di atas kayu salib. Tidak ada satupun manusia di bumi ini yang bisa masuk Sorga, selain melalui bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.

Berita itulah yang harus dikumandangkan dan disebarkan ke sebanyak mungkin orang, supaya semakin banyak orang yang mendengar. Persoalan apakah orang yang mau mendengar itu mau percaya atau tidak, itu sudah tidak menjadi tanggung jawab kita. Itu sudah menjadi tanggung jawab orang-orang yang sudah mendengar berita Injil. Itu adalah pilihan mereka, mau menerima kasih karunia dan anugerah itu atau tidak. Tugas kita adalah untuk memberitakan Injil itu. Itu juga yang dilakukan oleh Paulus dan para rasul. Tugas pelayanan ini memang tidak mudah. Meski demikian, Paulus menerima dan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tidak dengan tawar hati.

Paulus telah melakukan pekerjaan ini ribuan tahun yang lalu. Hari ini, pekerjaan dan pelayanan itu dipercayakan kepada kita, untuk kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita bertanggungjawab atas generasi sekarang ini. Kita tidak bertanggungjawab atas generasi sebelum atau sesudah kita. Jika saudara-saudari merasa tidak bisa memberitakan Injil dengan lancar, saudara-saudari cukup membagikan renungan ini secara rutin kepada orang-orang yang dikenal. Renungan ini perlu dibagikan secara rutin, karena sifatnya berurutan. Dengan demikian orang-orang yang membaca renungan ini bisa mempelajari firman Tuhan secara berurutan dan berkelanjutan, sesuai dengan urutan yang ada di dalam Alkitab.

Yang paling indah di dalam hidup ini adalah mengetahui apa yang Tuhan ingin kita kerjakan, karena suatu hari kita akan menghadap Dia dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita kerjakan. Setelah kita mengetahuinya, maka kita seharusnya mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian kita menyenangkan Tuhan dan hidup kita berkenan di hadapan-Nya. Karena itulah Paulus tidak tawar hati. Untuk mengetahui apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan, kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Paulus, yaitu memberitakan dan mengajarkan Injil.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top