Syukur Tak Terkatakan (Jelajah PB 692)

2 Korintus 9:10-15

Tuhan telah menyediakan benih bagi penabur. Sampai hari ini, tidak ada orang yang bisa membuat benih sintetis. Yang ada mungkin hanya benih hasil rekayasa genetika. Benih itu tetap datangnya dari Tuhan. Roti datang dari hasil tanaman, menjadi makanan bagi sebagian manusia di dunia ini. Tuhan juga yang akan menyediakan benih bagi kita dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaran kita. Tuhan menyediakan benih bagi orang yang suka menabur atau bagi orang yang senang memberi dengan kerelaan hati dan sukacita. Kita harus berjuang untuk menjadi pemberi, bukan menjadi penerima. Satu biji gandum bisa berlipatganda menjadi puluhan biji gandum. Itulah kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada penabur. Orang yang memberi akan bisa mempertahankan kebenaran. Dengan memberi maka Tuhan akan menumbuhkan buah-buah kebenaran itu.

Bukan hanya menabur dan menuai, tetapi Tuhan akan memperkaya kita dalam segala macam kemurahan hati. Artinya, kita bukan hanya bermurah hati dalam satu macam, tetapi segala macam. Kemurahan hati itulah yang membangkitkan syukur kepada Tuhan oleh karena pemberitaan Injil para rasul. Pelayanan kasih yang sedang dikelola oleh Paulus yang berisi pemberian, bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus saja, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Tuhan. Diharapkan orang-orang yang menerima pemberian itu mengucap syukur kepada Tuhan. Ketika kita memberi, maka kita juga menyebabkan orang lain bersyukur kepada Tuhan.

Dalam mengelola persembahan, diperlukan ketaatan dan tahan uji. Hal tersebut akan menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang memberi dan juga bagi orang-orang yang menerima persembahan atau sumbangan tersebut. Melalui pemberian kita, maka kita telah memuliakan Tuhan. Orang-orang yang diberi sumbangan itu akan memuliakan Tuhan. Inilah yang menyenangkan hati Tuhan. Orang-orang yang mendapatkan sumbangan itu pastinya akan berterima kasih kepada kita, bahkan juga akan mendoakan kita. Mereka akan mengucap syukur dan berdoa supaya orang yang telah memberkati mereka juga akan terus diberkati oleh Tuhan.

Inilah pentingnya kita mengucap syukur kepada Tuhan. Bahkan syukur itu seringkali tidak terkatakan, karena memang kita tidak bisa mengatakan apa-apa. Pemberian itu pada hakikatnya tidak akan merugikan orang yang memberi. Orang yang memberi pun tidak akan berkekurangan. Orang yang memberi sebenarnya bukan mengurangi harta atau kekayaan mereka, justru sedang menabur dan memiliki potensi untuk mendapatkan kembali berlipat ganda. Tetapi dalam hal persembahan, yang menjadi pokok utama bukanlah soal mendapatkan kembali berlipat ganda, tetapi soal sukacita dalam memberi.

Ketika Tuhan melimpahkan berkat-Nya kepada kita melalui usaha dan pekerjaan kita, maka patut bagi kita untuk menyalurkan berkat itu bagi orang lain, terutama bagi pekabaran Injil di dunia ini. Berkat yang kita bagikan bukan hanya menjadi berkat bagi orang lain, tetapi juga akan menjadi berkat bagi diri kita sendiri. Orang yang memberi dengan sukacita akan memiliki pikiran yang positif. Pikiran itu yang membuat kita sehat, yang membuat kita merdeka, yang membuat kita memiliki banyak cara untuk berusaha dan bekerja. Karena ada tujuan untuk memberi, maka kita bisa bekerja semakin giat. Usaha dan kerja yang disertai dengan ucapan syukur, akan membuat kita berbahagia. Kebahagiaan dan sukacita itulah yang akan kita dapatkan sepanjang hidup kita. Itulah syukur yang tidak terkatakan.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top