2 Korintus 11:16-33
Ternyata ada jemaat di Korintus yang menganggap Paulus sebagai orang bodoh. Beberapa kali Paulus memberikan kata-kata sindiran kepada jemaat di Korintus, karena mereka telah menghina Paulus. Ada orang-orang Yahudi yang datang ke Korintus dan membanggakan diri sebagai orang Yahudi serta bermegah secara duniawi. Orang tersebut telah memberi pengaruh yang buruk terhadap jemaat di Korintus. Meskipun demikian, jemaat Korintus sabar terhadap mereka dan menerima saja pengajaran yang disampaikan oleh mereka. Orang-orang Yahudi tersebut telah menguasai mereka dan memperhamba mereka.
Pemimpin yang baik tidak ingin menguasai segala sesuatu. Paulus sengaja menyindir orang-orang di Korintus, karena mereka sangat keterlaluan. Jika mereka membanggakan diri sebagai orang Yahudi, Paulus juga orang Yahudi. Jika mereka membanggakan diri sebagai keturunan Abraham, Paulus juga keturunan Abraham. Jika mereka mengaku sebagai pelayan Kristus, terlebih lagi Paulus yang telah melakukan segala sesuatu dengan sangat giat.
Dalam menjalani pelayanan pemberitaan Injil, Paulus mencoba mengingat semua yang telah dilaluinya. Paulus merincikan secara detail mengenai hidupnya yang sering berada di dalam penjara, sering didera di luar batas serta sering menghadapi bahaya maut. Paulus menjelaskan bahwa dia telah lima kali disesah oleh orang Yahudi, setiap disesah dia dipukul empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali ia didera, satu kali ia dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam ia terkatung-katung di tengah laut.
Dalam perjalanan pelayanannya, Paulus sering diancam dalam berbagai bahaya, seperti bahaya banjir, bahaya penyamun serta bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan non-Yahudi. Paulus mengalami bahaya, baik di kota, di padang gurun, di tengah laut serta di tengah-tengah pihak dari saudara-saudara palsu. Dalam jerih lelah dan pelayanannya, Paulus sering kali tidak tidur, dia sering mengalami kelaparan dan kehausan, kedinginan dan tanpa pakaian. Terlalu banyak penderitaan sehingga susah untuk disebut. Semuanya itu ia lakukan untuk memelihara semua jemaat.
Tuhan memberi inspirasi kepada Paulus untuk menuliskan semua yang telah dilalui dan dialaminya. Hal ini ditulis supaya kita bisa mendapatkan contoh dan teladan dari Paulus. Pernah ada seorang rasul yang melakukan pemberitaan Injil pada abad pertama mengalami banyak hal yang sulit dan penuh tantangan. Saat ini kita mungkin tidak mengalami hal-hal yang berat seperti Paulus. Kita patut bersyukur atas semua itu, bisa memberitakan Injil dengan tantangan yang lebih mudah. Jika ada tantangan, kita pun tidak perlu mengeluh, karena rasul Paulus pernah mengalami hal yang lebih menyakitkan.
Dalam kondisi seperti itu, bukan berarti Paulus ditinggalkan oleh Tuhan. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi, supaya kita tahu bahwa mengikut Tuhan mungkin tidak mendapatkan berkat atau sukses secara duniawi. Kita harus memiliki daya juang yang tinggi, supaya tidak mudah goyah. Jika kita pikirkan dengan baik, hari-hari ini masalah yang kita hadapi sebagian besar bukan karena pemberitaan Injil yang kita lakukan. Masalah yang kita hadapi saat ini mungkin masalah yang sangat sepele, dibandingkan dengan masalah yang pernah dihadapi oleh para rasul dalam pelayanan pemberitaan Injil mereka.
Views: 3