2 Korintus 10:1-4
Sepertinya, ketika jemaat Korintus menerima surat Paulus yang pertama, tidak semua dari antara mereka menerima teguran Paulus tersebut. Masih ada orang-orang yang tidak terima dengan teguran keras yang ditulis oleh Paulus. Paulus pernah menjadi orang yang sangat galak dan tidak tanggung-tanggung untuk menyiksa atau membunuh orang lain. Tetapi, setelah dia bertobat, dia ingin meneladani Yesus yang lemah lembut. Jika bertemu muka dengan muka, maka Paulus akan memperlihatkan kelembutan hatinya. Tetapi di dalam surat, karena saling berjauhan, Paulus sangat keras menegur dan menasihati jemaat di Korintus. Jika jemaat Korintus mengetahui masa lalu dari Paulus, tentu mereka juga tidak akan berani berhadapan muka dengan Paulus. Manusia lama Paulus sangat garang dan kasar. Tetapi Paulus akhirnya memilih untuk meneladani Yesus dalam perilaku yang lemah lembut dan ramah. Mungkin karena terlalu lemah lembut dan ramah, maka Paulus dianggap sebagai orang yang mudah dipermainkan dan dianggap remeh.
Karena itulah, Paulus meminta kepada jemaat di Korintus supaya tidak memaksanya untuk menunjukkan keberaniannya dari dekat. Dari latar belakangnya, Paulus adalah orang yang sangat berani. Sebelum percaya kepada Yesus Kristus, Paulus adalah pemimpin dari para penganiaya dan pembunuh orang Kristen. Dia menjadi lembut karena sudah benar-benar bertobat dan mengikuti teladan Yesus Kristus. Demikian juga dengan kita, ketika kita mengaku bertobat dan percaya kepada Yesus, maka kehidupan lama kita seharusnya benar-benar berubah. Kita benar-benar meninggalkan dan menanggalkan perilaku yang lama, lalu meneladani Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Kita terus belajar untuk memiliki karakter yang kudus serta bisa menguasai diri dalam berbagai macam hal.
Kemungkinan ada di antara jemaat Korintus yang mencoba untuk mengolok-olok Paulus, atau menganggap Paulus lemah dan tidak memiliki keberanian. Ada orang-orang tertentu yang menyangka bahwa Paulus dan rekan-rekan yang lain hidup secara duniawi. Mungkin ini berkaitan dengan sumbangan yang dilaksanakan oleh Paulus. Jika kita perhatikan, setelah Paulus menjelaskan mengenai sumbangan, lalu ada tanggapan yang tidak baik. Memang, hal yang berkaitan dengan uang, di manapun juga, merupakan hal yang sangat sensitif. Ada jemaat di Korintus yang berusaha untuk memfitnah atau berkata jelek terhadap Paulus. Yang dianggap hidup secara duniawi adalah seperti tamak atau menggelapkan keuangan.
Paulus memang berniat untuk bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka bahwa Paulus memiliki tujuan duniawi atas sumbangan itu. Kita tahu bahwa memang Paulus tidak hidup secara duniawi. Memang Paulus masih hidup di dunia, tetapi dia memilih untuk berjuang secara duniawi dan tidak menggunakan senjata duniawi. Kita memang masih perlu uang, perlu pakaian, makanan dan kebutuhan duniawi lainnya. Kita hidup di dunia tetapi hidup kita bukan hidup secara duniawi.
Kita sudah diselamatkan, tetapi belum diangkat ke Surga dan masih berada di dunia ini. Meskipun demikian, kita harus memiliki prioritas untuk mempedulikan perkara rohani. Kita harus sadar, sebagai orang Kristen maka kita adalah makhluk rohani yang sedang hidup di dunia, bukan sebaliknya. Jangan sampai hidup kita sebagian besar kita pakai untuk berjuang mendapatkan materi dan kehidupan dunia yang sia-sia ini.
Views: 4