Korban Pendamaian (Jelajah PB 675)

2 Korintus 5:16-21

Paulus mengajak kita semua untuk tidak lagi menilai seseorang menurut ukuran manusia. Kita seharusnya tidak lagi menilai orang lain menurut ukuran jasmaniah, tetapi menurut ukuran Kristus. Jika dulu Paulus pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang dia tidak melakukannya lagi, karena telah bertobat. Demikian juga dengan kita yang memiliki pengalaman dulu sebelum bertobat, kita pun akan menilai Kristus menurut ukuran manusia. Sekarang, setiap orang percaya menilai Kristus menurut ukuran rohani. Karena bangsa Yahudi menilai Yesus Kristus secara jasmaniah, maka sebagian besar dari mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, yang dijanjikan oleh Tuhan sejak manusia jatuh ke dalam dosa.

Siapa yang sudah bertobat dan percaya, sudah ada di dalam Yesus Kristus, maka ia adalah ciptaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ciptaan baru itu terjadi pada saat kita bertobat dan percaya kepada Yesus, pada saat itulah Roh Kudus masuk ke dalam hati kita dan memperbaharui hati kita. Setelah itu, kita perlu mengusahakan karakter yang baru. Karakter itulah yang akan menunjukkan kesungguhan hati kita untuk percaya kepada Tuhan. Karakter yang baru itu perlu diusahakan dan dibangun, sehingga hidup kita menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang yang ada di sekitar kita, yang dekat dengan kita.

Orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, ia mendapatkan posisi yang baru yaitu posisi sebagai orang kudus, posisi sebagai anak-anak Tuhan. Orang kudus bukan orang yang sudah mati, kemudian diberi status sebagai orang kudus. Orang kudus adalah kita yang masih hidup, tetapi hidupnya ada di dalam Tuhan. Itulah kasih karunia yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada-Nya. Itulah jaminan kehidupan yang kekal di Sorga, karena kita sudah mendapatkan hati yang kudus dan posisi sebagai orang kudus. Harganya adalah darah Yesus yang sudah tercurah di atas kayu salib, nyawa Yesus Kristus yang membuat-Nya mati sebagai manusia.

Semua itu datangnya dari Tuhan yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada para rasul. Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, maka manusia menjauh dari Tuhan. Dia tidak bisa bersama-sama dengan Tuhan karena pada hakikatnya Tuhan itu kudus dan tidak bisa bersama-sama dengan dosa. Ketika Tuhan Yesus berkorban di atas kayu salib, sebenarnya dia menebus kita bukan dari Iblis. Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, dia sedang berdosa di hadapan Tuhan. Hukuman dosa adalah maut atau kematian. Yesus Kristus datang sebagai manusia untuk menggantikan hukuman itu. Yesus Kristus telah mengorbankan darah-Nya di hadapan Bapa. Korban itu dipersembahkan kepada Bapa, bukan sebagai persembahan tebusan untuk Iblis. Iblis tidak ada kaitannya dengan hal ini. Urusan keselamatan adalah urusan Tuhan kepada manusia, bukan urusan kepada Iblis. Urusan Tuhan dengan Iblis sudah selesai, karena Tuhan telah menyediakan tempat bagi Iblis, yaitu neraka.

Tugas Yesus Kristus sudah selesai, demikian juga dengan tugas para rasul. Saat ini adalah tugas kita untuk memberitakan pendamaian yang sudah disediakan oleh Tuhan ini kepada orang-orang yang kita kenal dan kita kasihi. Jangan sampai orang-orang yang kita kasihi di dunia, nanti terpisah setelah kematian. Kesaksian dan berita Injil yang kita sampaikan kepada orang-orang yang kita kasihi, akan mendamaikan mereka dengan Tuhan, sehingga mereka terhindar dari hukuman kekal.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top