Kesaksian Kebangkitan (Jelajah PB 674)

2 Korintus 5:11-15

Hidup takut akan Tuhan artinya adalah tidak melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Orang-orang perlu tahu dan perlu diyakinkan, supaya mereka pun ikut takut akan Tuhan. Jika kita melakukan segala sesuatu dengan tulus, maka hati kita akan nyata di hadapan Tuhan dan juga di hadapan saudara-saudara seiman kita. Ketulusan hati membawa kita untuk melakuan segala sesuatu dengan apa adanya, tanpa ada hal yang ditutupi. Tidak ada yang tersembunyi, tidak ada tipu muslihat, tidak ada niat buruk sama sekali, karena semuanya dilakukan dengan ketulusan hati.

Paulus tidak perlu memuji-muji diri sendiri, atau memuji pelayanan yang dia lakukan. Dia cukup melakukan semua hal dengan tulus hati. Tetapi dalam suratnya, Paulus sengaja menceritakan semua hal yang telah dia lakukan, supaya ini menjadi contoh yang baik bagi jemaat Korintus. Jemaat Korintus seharusnya yang memuji Paulus di hadapan orang lain, supaya ada banyak orang yang tertarik dengan kehidupan kekristenan, termasuk juga memuji-muji Paulus di hadapan orang-orang yang sering menentang Paulus dalam pemberitaan Injilnya.

Jika Paulus tidak bisa menguasai diri, maka dia sedang dikuasai oleh Tuhan, dikuasai oleh Roh Kudus untuk pelayanan Tuhan. Jika Paulus menguasai diri, maka semuanya itu untuk kepentingan jemaat yang sedang dilayaninya. Jika Paulus sedang dikuasai oleh Roh Kudus, jika ada jemaat yang tidak taat, maka peristiwa seperti Ananias dan Safira akan terulang kembali. Jika Paulus yang menguasai diri, maka itu untuk kepentingan jemaat, supaya jemaat mendapatkan kesempatan untuk bertobat.

Kasih Kristus telah menguasai Paulus. Karena itulah Paulus melakukan segala sesuatu berdasarkan hal itu. Bagaimana dengan kita, kira-kira siapakah atau apakah yang menguasai kita? Jika kasih Kristus menguasai kita, maka kita akan mudah untuk mengerti kebenaran firman Tuhan. Yang dikuasai oleh kasih Kristus adalah mereka yang mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang. Barangsiapa sudah mengerti bahwa Yesus Kristus sudah mati baginya, seharusnya dia mengerti bahwa dirinya sebenarnya sudah mati.

Paulus memberikan penekanan bahwa Kristus telah mati bagi semua orang, bukan bagi sebagian orang atau orang-orang tertentu saja. Kristus datang ke dunia sebagai Juruselamat bagi semua orang. Semua orang di dunia memiliki kesempatan untuk diselamatkan. Tetapi ternyata tidak semua orang mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kesempatan keselamatan itu tidak digunakan oleh semua orang. Karena itu penting bagi kita untuk memberitakan Injil dan memberi kesaksian tentang Yesus Kristus, supaya semakin banyak orang mendengar dan mengerti. Mereka mau menerima kesempatan itu atau tidak, itu adalah pilihan. Sedangkan pilihan kita adalah menjadi saksi bagi Kristus.

Kristus mati supaya mereka yang sudah percaya kepada-Nya tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Yesus Kristus yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka (yang sudah percaya itu). Jika Yesus hanya mati saja, maka iman kepercayaan akan menjadi sia-sia, karena yang diperoleh hanyalah kematian. Tetapi ketika Yesus Kristus dibangkitkan, maka ada pengharapan baru, yaitu pengharapan untuk memperoleh hidup yang kekal. Pengharapan inilah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang mau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top