Keseimbangan Jasmani dan Rohani (Jelajah PB 688)

2 Korintus 9:1-2

Paulus masih berbicara mengenai persembahan yang dikumpulkan untuk dikirim kepada orang-orang Kristen yang berada di Yerusalem dan sekitarnya. Pada waktu itu terjadi penganiayaan dan kelaparan, karena orang-orang Kristen yang memberitakan Injil di wilayah Yerusalem. Orang Yahudi terus mengadakan penganiayaan terhadap orang Kristen. Ada banyak kesusahan yang menimpa orang Kristen di Yerusalem. Banyak yang kehilangan pekerjaan, harta dirampas, serta ada yang dibunuh seperti Stefanus. Orang-orang Kristen di Yerusalem dan sekitarnya banyak yang menjadi janda serta anak yatim piatu. Orang-orang Kristen di Yerusalem mengalami kekurangan dan kelaparan. Rasul Paulus merasa turut bertanggungjawab atas semua penganiayaan yang ada di Yerusalem dan sekitarnya, karena dulu ia juga pernah ikut ambil bagian di dalam penganiayaan tersebut. Sekarang dia ingin melakukan hal yang sebaliknya, yaitu menyenangkan hati orang-orang percaya di Yerusalem. Paulus memberi himbauan kepada jemaat-jemaat yang didirikannya, supaya mengumpulkan uang yang akan dibawa ke Yerusalem.

Ketika Alkitab menulis tentang orang-orang kudus, itu adalah orang-orang percaya atau orang yang sudah menjadi Kristen. Orang kudus yang disebut di Alkitab ini bukan orang yang sudah mati lalu diberi gelar sebagai orang kudus oleh gereja tertentu. Kita yang sudah bertobat dan percaya, sudah menjadi pengikut Kristus, kita inilah yang bisa disebut sebagai orang-orang kudus. Kita disebut orang kudus karena semua dosa kita telah diambil alih oleh Tuhan Yesus Kristus dan Dia telah menggantikan kita dihukumkan di atas kayu salib. Setelah itu kita diberikan hidup-Nya yang kudus. Hidup yang kita jalani saat ini adalah hidup milik Yesus Kristus yang kudus. Selain itu, Roh Kudus juga telah masuk ke dalam hati kita ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Hati kita menjadi hati yang kudus. Hati yang kudus serta posisi Tuhan Yesus yang kudus menjadi milik kita. Setelah itu, tugas kita adalah sesuai dengan 2 Korintus 7:1, yaitu membangun karakter yang kudus, supaya menjadi kesaksian yang baik di hadapan orang lain. Hati yang kudus dan posisi yang kudus adalah syarat untuk kita menerima janji keselamatan kekal, syarat untuk masuk Sorga. Karakter yang kudus akan menjadi kelengkapan bagi kita supaya kita bisa hidup sesuai dengan Injil Yesus Kristus, supaya kita bisa bersaksi bagi orang-orang di sekeliling kita.

Paulus menyebut bahwa jemaat-jemaat itu orang kudus, termasuk jemaat di Korintus dan juga di Yerusalem. Tentang pelayanan kepada orang-orang kudus di Yerusalem, bagi Paulus, jemaat di Korintus sudah mantap, sehingga ia tidak perlu lagi menuliskannya untuk jemaat di Korintus. Paulus sendiri sudah tahu tentang kerelaan hati jemaat di Korintus. Hal itu juga sudah diceritakan oleh Paulus kepada jemaat di Makedonia. Orang-orang Yahudi telah memberikan kekayaan rohani kepada jemaat-jemaat di tempat lain, di luar Yerusalem. Saat inilah jemaat-jemaat di luar Yerusalem itu memberikan kekayaan jasmani kepada jemaat yang ada di Yerusalem. Keseimbangan ini yang diinginkan oleh Tuhan, bahkan sampai sekarang. Jika ada orang-orang yang menyerahkan hidupnya untuk menyelidiki firman Tuhan, untuk mempelajarinya sepenuh waktu, sehingga memiliki pengetahuan dan kekayaan rohani dan membagikan kekayaan rohani yang dimilikinya kepada orang lain. Barangsiapa merasa mendapat berkat rohani, mendapat nasihat firman Tuhan, mendapat tambahan pengetahuan firman Tuhan, mendapat bagian kekayaan rohani dari orang tersebut, maka sepatutnya bisa membagikan atau membalas dengan kekayaan materi yang dimiliki, sehingga terjadilah keseimbangan. Inilah yang diinginkan oleh Tuhan, supaya terjadi di kalangan orang Kristen dan juga telah terjadi di dalam jemaat Perjanjian Baru.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top