2 Korintus 2:1-7
Paulus mengambil keputusan di dalam hatinya bahwa dia tidak akan datang ke Korintus dalam kondisi berdukacita. Paulus ingin supaya jemaat Korintus sudah berubah, karena Paulus sudah memberitahu apa yang harus mereka lakukan di dalam suratnya yang pertama. Jika Paulus datang ke Korintus dan ternyata jemaat belum berubah, maka itu akan mendukakan hatinya. Jika jemaat Korintus bisa berubah menjadi baik, tentu hal itu akan menjadi penghiburan bagi Paulus. Paulus ingin jika ia datang ke Korintus, tidak ada lagi orang yang membuat masalah.
Jemaat yang didapati dalam kondisi baik, melakukan segala sesuatu sesuai dengan firman Tuhan, akan membawa kegembiraan bagi banyak orang, terutama bagi orang-orang yang mengajar dan memberitakan Injil di tempat tersebut. Pada prinsipnya, semua orang ingin mendapatkan dan merasakan sukacita di dalam hidupnya. Sukacita yang sejati itu akan terjadi ketika kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan firman Tuhan.
Paulus menulis surat ini dengan hati yang sangat cemas. Paulus sangat peduli dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di Korintus. Paulus merasakan bahwa ia bertanggungjawab atas keadaan iman jemaat di Korintus. Karena itulah dia memberikan banyak nasihat kepada jemaat ini. Segala sesuatu yang terjadi di Korintus membuat Paulus sangat cemas. Bukan hanya mengalami kecemasan, tetapi Paulus juga sesak dan mencucurkan banyak air mata. Paulus sangat memikirkan kondisi yang terjadi di Korintus. Ini bukti bahwa Paulus sangat mengasihi jemaat di Korintus. Dia tidak ingin jemaat di Korintus rusak dan menjadi lemah iman. Paulus ingin jemaat di Korintus tetap kuat dan teguh di dalam iman percaya kepada Yesus Kristus.
Penghiburan seorang pengajar atau pemberita Injil adalah ketika jemaat yang digembalakannya dalam kondisi yang baik, hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan firman Tuhan. Kondisi ini bisa membuat semua orang bersukacita dan Tuhan pun disenangkan. Bahkan, jika dalam kondisi ekonomi tidak baik, tetapi jemaat Tuhan tetap mengikuti firman Tuhan, itu pun mereka tetap bersukacita meskipun sedang dalam kondisi ekonomi yang tidak baik. Itu juga yang terjadi di jemaat mula-mula, meskipun mereka berada di bawah tekanan dari pemerintah dan orang-orang Yahudi, mereka tetap bisa berkumpul bersama dengan bersukacita. Sukacita mereka bukan karena masalah materi atau jasmaniah, tetapi bersukacita karena iman mereka yang kuat dan teguh.
Jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hanya hati Paulus saja yang disedihkan, tetapi hati seluruh anggota jemaat juga akan ikut sedih. Hal itu terjadi karena satu jemaat adalah satu tubuh. Jika ada salah satu anggota yang sedih, maka yang lain pun akan terpengaruh. Memang terkadang ada anggota jemaat yang berbuat salah atau dosa, mereka cukup mendapat tegoran dari sebagian besar anggota jemaat. Jika orang tersebut akhirnya mengakui kesalahannya dan bertobat, baik bagi jemaat untuk mengampuni dan menghibur orang tersebut. Jika pengampunan dan penghiburan itu terjadi, maka tidak akan ada lagi kesedihan yang lebih dalam. Memang, jika kita baca di dalam 1 Korintus 5, ada anggota jemaat yang perlu diusir dari jemaat karena kesalahan mereka yang menyebabkan nama baik jemaat menjadi tercemar. Tetapi jika orang tersebut mengakui kesalahannya dan meminta maaf, maka jemaat pun perlu mengasihinya dan memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
Views: 2