2 Korintus 7:8-16
Paulus sadar bahwa suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus sangat keras dan mungkin telah menyakiti atau menyedihkan hati beberapa jemaat di sana. Meski demikian, Paulus tidak menyesal. Paulus mengakui bahwa memang dia pernah menyesal telah menuliskan surat itu, karena memang surat itu sangat keras dan menyakitkan. Tetapi ketika Paulus mendapatkan kabar dari Titus tentang pertobatan jemaat di Korintus, maka penyesalan itu berubah menjadi sukacita. Memang terkadang orang-orang tertentu perlu ditegur secara keras, sehingga dia bertobat. Tetapi ada juga orang-orang yang sakit hati dan tidak bertobat, malah makin bebal. Beruntung karena jemaat Korintus tidak seperti itu.
Dukacita yang menurut kehendak Tuhan akan menghasilkan pertobatan dan membawa keselamatan. Pemberitaan Injil yang benar itu bukan menghibur orang secara duniawi. Pemberitaan Injil yang benar adalah ketika berani menegor dosa dan menyatakan kesalahan. Jika orang yang ditegor itu mau bertobat, maka ia akan diselamatkan. Jika tidak bertobat, maka orang tersebut memang sudah memilih untuk memihak kepada maut. Pertobatan tidak akan pernah membawa pada penyesalan.
Tegoran yang keras memang bisa menimbulkan dukacita yang besar, yaitu dukacita menurut kehendak Tuhan. Tetapi jika kita mau untuk menjawab dukacita itu dengan penyesalan dan pertobatan, hal itu akan membuat kita memiliki kesungguhan yang besar untuk keluar dari dosa tersebut. Hanya orang yang memperhatikan tegoran dengan sungguh-sungguh yang akan merasa berdukacita atas kesalahannya. Jika orang tersebut tidak mempedulikan tegoran, dia tidak akan merasa dukacita.
Paulus ingin melihat sikap hati dari jemaat di Korintus. Ternyata jemaat di Korintus sebagian besar memiliki keinginan untuk memperbaiki hidup mereka. Mereka ingin menjadi jemaat yang benar. Mereka peka terhadap teguran. Mereka tidak marah mendapatkan teguran dan nasihat dari Paulus. Memang mereka berdukacita, tetapi pada akhirnya mereka bertobat dan berubah, memperbaiki diri sesuai dengan nasihat dan petunjuk dari Paulus.
Selain itu, yang membuat Paulus lebih bersukacita adalah Titus yang kembali kepada Paulus. Titus telah kembali dengan penuh sukacita. Titus menceritakan sambutan jemaat di Korintus terhadapnya. Paulus pernah menceriterakan kepada Titus bahwa jemaat Korintus itu baik. Ternyata jemaat Korintus telah membuktikan semua yang telah disampaikan oleh Paulus. Tidak salah jika Paulus memuji dan memegahkan jemaat di Korintus kepada Titus.
Paulus dan Titus sangat mengasihi jemaat di Korintus. Jemaat Korintus telah menyambut Titus sebagai hamba Tuhan dengan takut dan gentar. Jemaat di Korintus takut dan gentar bukan kepada Titus, tetapi terhadap kebenaran yang dibawa oleh Titus, yaitu surat dari Paulus. Ini adalah sikap yang diinginkan oleh Tuhan terhadap anak-anak-Nya. Akhirnya Paulus bisa menaruh kepercayaan kepada jemaat di Korintus dalam segala hal. Tidak ada sukacita yang lebih besar selain melihat orang-orang diselamatkan, atau orang-orang yang jatuh ke dalam dosa dan pencobaan pada akhirnya mau bertobat dan kembali pada jalan yang benar. Dengan demikian, orang-orang tersebut taat akan teguran dan mendapatkan keselamatannya kembali.
Views: 3