Sikap Orang Percaya (Jelajah PB 574)

Roma 12:9-21

Selanjutnya rasul Paulus memberikan pengajaran mengenai sikap antar anggota jemaat. Kasih tidak boleh pura-pura, karena menyebabkan banyak orang merasa tidak enak. Kasih yang diberikan harus tulus, satu kepada yang lain. Kita diajar untuk memiliki motivasi yang baik dan positif, yaitu menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik. Suasana kejemaatan akan baik jika bisa saling mengasihi sebagai saudara dan saling memberi hormat. Setiap anggota jemaat seharusnya rajin dan memiliki semangat yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan.

Pengharapan adalah sesuatu yang belum kita terima, karena berada di masa depan. Tuhan sudah berjanji dan memberi pengharapan bahwa barangsiapa bertobat dan percaya kepada Yesus, maka dia akan memperoleh keselamatan kekal. Saat ini kita belum memperolehnya, tetapi kita tetap percaya pada janji dan pengarapan yang diberikan oleh Tuhan tersebut. Barangsiapa melayani dengan tekun, maka Tuhan juga memberikan janji bahwa orang tersebut akan memerintah bersama dengan Dia. Pengarapan-pengharapan itulah yang kita nantikan dengan penuh sukacita, sambil terus melayani Tuhan dengan bersemangat.

Ketika Tuhan mengizinkan terjadi kesesakan atas hidup kita, jangan sampai sukacita dan kebahagiaan kita menjadi berkurang. Kita belajar untuk bersabar dalam menghadapi semua kesesakan dunia ini. Untuk menuju kepada kemuliaan yang dijanjikan oleh Tuhan, mungkin kita akan menghadapi berbagai macam rintangan. Dengan bertekun dalam doa, kita akan mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Tuhan masih memberikan kesempatan kita untuk berdoa, artinya Tuhan masih bisa mengubah rencana-Nya sesuai dengan keperluan kita, bukan keinginan kita. Dengan memberi kesempatan berdoa, berarti Tuhan sangat menghargai kita karena kasih-Nya yang besar kepada kita.

Paulus memberi nasihat supaya kita membantu orang-orang kudus. Orang-orang kudus ini adalah orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Waktu itu belum banyak penginapan atau hotel, sehingga ada saran untuk memberi tumbangan. Ketika kita memberi tumpangan kepada orang lain, berarti kita sedang membuka diri untuk diteliti dan menjadi saksi. Orang yang menumpang di tempat kita akan melihat kehidupan kita yang sebenarnya.

Kita juga disuruh untuk memberkati orang-orang yang menganiaya kita. Ini adalah pengajaran moral tingkat tinggi, yang hanya diajarkan di dalam kekristenan. Moral yang tinggi itu mengikuti pengajaran yang benar, yang berasal dari Tuhan. Kita juga harus berusaha untuk saling memahami perasaan sesama anggota jemaat, bersukacita dengan orang yang bersukacita dan menangis dengan orang yang menangis. Sebagai jemaat, kita juga harus sehati sepikir. Sehati sepikir ini bisa dicapai dalam satu jemaat lokal dan tidak mungkin bisa dicapai pada kesatuan semua orang Kristen yang ada di seluruh dunia.

Dari ayat 17-21, Paulus memberikan nasihat kepada kita dalam hal hidup dengan orang-orang di luar jemaat, atau hidup berdampingan dengan orang yang bukan Kristen. Kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi harus membalas dengan kebaikan. Orang Kristen seharusnya menjadi pembawa damai, bukan menjadi pembawa masalah. Pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita. Hak kita adalah membalas kejahatan dengan kebaikan. Hak kita adalah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top