Menyatu Dalam Kematian Kristus (Jelajah PB 546)

Roma 6:1-6

Jika kita sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, sudah dilepaskan dari dosa dan mendapatkan jaminan keselamatan dari Tuhan, bukan berarti kita menjadi semakin bertekun dalam dosa dengan tujuan supaya semakin bertambah kasih karunia dari Tuhan. Jika kita melakukan hal demikian, maka kita sedang mempermainkan Tuhan yang telah memberikan segala sesuatu kepada kita, termasuk nyawa-Nya sendiri. Pada saat orang bertobat dan percaya kepada Yesus, maka Roh Kudus masuk ke dalam hati kita. Roh Kudus telah memateraikan kita untuk menjadi milik Tuhan. Orang yang sudah diselamatkan seharusnya adalah orang yang sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa. Karena dosa itulah, maka menyebabkan Yesus mati di atas kayu salib. Orang yang sudah mengerti kebenaran ini tidak akan mungkin mau untuk berbuat dosa lagi. Dia tidak akan mungkin bisa dengan leluasa melakukan dosa.

Orang yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, orang tersebut seharusnya bisa memahami dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus telah mati menggantikannya. Orang tersebut dihitung sudah mati karena dosa dan pelanggarannya. Ketika orang tersebut masih hidup sampai saat ini, itu adalah hidup yang Yesus berikan kepadanya. Meskipun demikian, orang yang sudah menyatakan diri bertobat belum tentu bisa memahami hal ini dengan baik. Karena itu, masih ada saja orang yang mengaku sudah bertobat dan percaya, tetapi tetap saja melakukan hal-hal yang tidak diperkenankan oleh Tuhan. Orang-orang tersebut adalah orang yang tidak tahu berterima kasih dan tidak tahu bersyukur.

Makna baptisan dijelaskan oleh Paulus artinya dibaptis dalam kematian Yesus Kristus. Orang yang memberi diri dibaptis, dia sedang menggambarkan kematian Yesus Kristus. Baptisan adalah gambaran Injil yang menyelamatkan orang yang berdosa. Injil adalah kabar baik tentang kematian Yesus Kristus yang oleh karena dosa kita, Dia dikuburkan dan dibangkitkan untuk pembenaran orang-orang percaya (Roma 4:25). Karena itu, orang yang sudah bertobat dan percaya Yesus, maka mereka bisa memberi diri untuk dibaptis, sebagai gambaran nyata bahwa dia masuk untuk menjadi murid Yesus Kristus. Peristiwa baptisan adalah upacara simbolik untuk menggambarkan Injil.

Semua rasul dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Satu-satunya orang percaya yang tidak dibaptis adalah Yohanes Pembaptis. Yesus Kristus sendiri menyerahkan diri untuk dibaptis. Orang yang sudah dibaptis seharusnya melakukan seluruh kehendak Tuhan. Yesus Kristus dibaptis bukan untuk menghapuskan dosa-Nya, karena Dia memang tidak berdosa. Yesus dibaptis untuk menggambarkan Injil yang akan dijalaninya.

Orang percaya telah menyatukan diri dalam kematian Yesus Kristus. Setelah itu, kita akan menjadi satu juga dengan kebangkitan-Nya. Jika kita tidak bisa melihat bahwa diri kita sudah mati, maka kita tidak akan mungkin bisa bangkit bersama dengan Kristus. Jika kita tidak mati, sebenarnya kita juga tidak perlu bangkit. Kita harus sadar bahwa manusia lama kita telah berdosa dan telah turut disalibkan bersama dengan Yesus Kristus. Dengan demikian, maka tubuh dosa kita bisa hilang kuasanya supaya kita tidak lagi menghambakan diri terhadap dosa. Inilah yang perlu kita sadari, sehingga kita tidak menganggap bahwa semakin banyak kita melakukan dosa setelah bertobat, justru akan menambah kasih karunia. Bukan seperti itu yang dimaksudkan dalam Alkitab.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top