Memahami Kehendak Bebas (Jelajah PB 570)

Roma 11:21-23

Kita perlu tahu bahwa Tuhan tidak pernah melupakan bangsa Israel. Sekarang hanya berbicara mengenai peralihan tiang penopang dan dasar kebenaran, supaya bangsa lain juga mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan. Pemberitaan Injil yang mengabarkan tentang keselamatan berdasarkan iman itu diserahkan kepada persekutuan orang percaya dalam bentuk jemaat atau gereja. Memang ada cabang-cabang yang dipatahkan, dan itu semua karena ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Kita diperingatkan supaya tidak sombong, tetapi tetap waspada. Jika Tuhan tidak menyayangkan cabang-cabang asli, maka Tuhan juga tidak akan menyayangkan kita.

Saat ini memang Tuhan sedang melimpahkan kemurahan-Nya kepada kita. Itu semua terjadi jika kita tetap berada di dalam kemurahan-Nya. Jika tidak, maka kita pun akan dipotong juga. Manusia bisa berubah setiap saat, karena kondisi yang tidak menentu. Ada orang yang awalnya percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan, tetapi karena kondisi dan situasi tertentu, di bisa berbalik dan tidak percaya kepada Tuhan. Hal itu pasti pernah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Adam dan Hawa, sebelum mereka jatuh ke dalam dosa, mereka disebut sebagai anak Tuhan dan hidup dalam kekudusan. Mereka memiliki posisi yang kudus, hati yang kudus dan belum pernah melakukan kesalahan apapun juga. Meskipun demikian, Tuhan tidak mengekang mereka. Tuhan memberikan kehendak bebas kepada mereka. Mereka atas kehendaknya sendiri bisa memilih untuk menyembah Tuhan atau menentang Tuhan.

Sebagai representasi bahwa mereka menentang Tuhan, mereka memilih untuk memakan buah yang dilarang oleh Tuhan. Tuhan memang sengaja menumbuhkan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat serta melarang untuk memakannya. Itu dilakukan oleh Tuhan sebagai alternatif pilihan. Jika tidak ada alternatif pilihan, maka manusia tidak bisa memilih. Tuhan menginginkan mereka untuk memilih sesuai dengan kehendak dan hati nurani mereka. Kita bisa memilih jika ada alternatif. Itu adalah sebuah konsekuensi ketika Tuhan menciptakan manusia dan menghendaki mereka memiliki kehendak bebas. Tuhan tidak menciptakan manusia sebagai robot, yang bisa diprogram oleh Tuhan sesuka hati Tuhan. Oleh kehendak bebas mereka, akhirnya Adam dan Hawa memilih. Mereka memilih untuk menentang Tuhan.

Meskipun mereka sudah jatuh ke dalam dosa, kehendak bebas mereka tidak hilang. Akal budi dan hati nuraninya juga tidak hilang. Bahkan mereka menjadi orang yang makin pintar, karena bisa mengetahui yang baik dan yang jahat, hampir memiliki pengertian yang sama dengan Tuhan (Kej 3:22). Mereka tetap memiliki kebebasan untuk memilih banyak hal, sesuai dengan kehendak mereka. Karena itulah berita Injil diberitakan untuk menawarkan keselamatan. Injil tidak bisa dipaksakan. Ketika mendengar berita Injil, maka manusia bisa membuat pilihan, apakah mau percaya kepada berita Injil itu atau tidak.

Setelah kita memilih untuk percaya kepada Yesus, kita telah diselamatkan berdasarkan iman kita. Setelah itu pun kita masih memiliki pilihan atau alternatif yang lain, yaitu untuk tidak percaya lagi kepada Tuhan. Kita masih memiliki pilihan untuk tidak setia kepada Tuhan. Di dalam kerajaan seribu tahun pun kehendak bebas tetap ada, sehingga ketika Iblis dilepaskan lagi, ada orang-orang yang dengan segera memberontak kepada Tuhan.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top