Roma 9:1-5
Bangsa Israel dipilih oleh Tuhan untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Meskipun demikian, tidak semua orang Israel akhirnya menjadi percaya kepada Sang Mesias. Tiang penopang dan dasar kebenaran telah ditentukan oleh Tuhan sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Sejak itu, Tuhan segera memberikan janji kepada manusia bahwa Tuhan akan mengirimkan Juruselamat kepada mereka. Hal itu dijelaskan dalam Kejadian 3:15, yang menyatakan bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular. Tuhan sangat mengasihi manusia dan Dia tahu bahwa tidak ada jalan untuk menyelamatkan manusia, selain dosa manusia itu dijatuhi hukuman. Seharusnya manusia berdosa itu dihukum mati. Tetapi karena kasih-Nya yang besar kepada manusia, maka Tuhan berjanji akan mengirimkan Juruselamat untuk menggantikan manusia dihukum. Hukuman itu akan ditanggung oleh Sang Juruselamat.
Tetapi, sebelum Sang Juruselamat tiba, Tuhan menginginkan supaya manusia ingat terus akan janji itu. Karena itu Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk melakukan ibadah simbolik sederhana yang intinya mengingatkan manusia akan janji Tuhan akan kirim Juruselamat itu. Ibadah simbolik sederhana yang dilakukan adalah membuat mezbah sederhana dengan cara menumpuk batu, meletakkan kayu di atasnya, lalu menyembelih seekor domba dan diletakkan di atas mezbah tersebut, lalu dibakar. Ibadah simbolik ini dilakukan dari saat manusia jatuh ke dalam dosa sampai hukum Taurat diturunkan dan diajarkan serta dijaga oleh ayah. Pada waktu itu, seorang ayah berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran sekaligus berfungsi sebagai imam. Kita bisa membaca kisah Ayub yang menjadi imam atas anak-anaknya, dengan cara mempersembahkan korban setelah anak-anaknya mengadakan pesta.
Pada saat zaman Nuh, hampir tidak ada lagi ayah yang berfungsi sebagai imam sekaligus sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran yang benar. Semua orang menjadi jahat. Jika mereka secara pengajaran saja sudah salah, maka moral mereka pun menjadi sangat tidak baik. Karena itu, saat ini kita perlu sadar bahwa pengajaran firman Tuhan adalah hal yang utama dan penting. Jika orang-orang tidak pernah menerima pengajaran firman Tuhan yang sehat, maka kecenderungannya mereka akan memiliki moral yang tidak baik juga. Akhirnya Tuhan hanya menyelamatkan Nuh, sedangkan keluarga yang lain dibinasakan. Ketika pertama kali Nuh keluar dari bahtera, yang dilakukan pertama kali adalah mempersembahkan korban kepada Tuhan. Nuh kembali melaksanakan ibadah simbolik yang diinginkan oleh Tuhan. Sampai peristiwa menara Babel, ternyata kehidupan manusia juga menjadi kacau, karena banyak ayah yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, yaitu sebagai imam serta tiang penopang dan dasar kebenaran. Karena itulah Tuhan memutuskan untuk mengganti tiang penpang dan dasar kebenaran dari seorang ayah menjadi kepada satu bangsa.
Karena itu, Tuhan memanggil Abraham dan melalui Abraham Tuhan akan mendirikan sebuah bangsa yang Tuhan akan tugaskan untuk menjaga ibadah simbolik yang mengingatkan manusia akan janji Tuhan mengenai kedatangan Sang Juruselamat. Ibadah simbolik ini harus dijaga oleh bangsa ini dengan sebaik-baiknya. Bangsa itu adalah bangsa Israel, yang telah diangkat menjadi anak dan mereka telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian dan hukum Taurat dan ibadah dan janji-janji.
Views: 2