Jelajah PB 366 (Yohanes 14:25-31)

Di ayat sebelumnya Yesus selalu mengulang-ulang perkataan bahwa barangsiapa menuruti firman Tuhan, maka dia mengasihi Tuhan. Selain untuk menunjukkan keputusan Yudas Iskariot yang salah, perkataan ini sangat penting bagi para murid dan kita. Kita tahu bahwa perkataan yang diucapkan berulang-ulang dalam pengajaran, itu adalah perkataan yang penting, yang perlu diperhatikan secara khusus. Apalagi itu dikatakan menjelang Yesus berpisah dengan para murid.

Roh Kudus akan datang dan Dia akan mengingatkan kepada para murid, semua yang pernah Tuhan Yesus ajarkan. Mungkin ada yang meragukan para murid atau para rasul ini, bagaimana mereka bisa mengingat semua pengajaran Yesus setelah bertahun-tahun. Bagaimana para rasul ini bisa menuliskan pengajaran-pengajaran Yesus dalam bentuk tulisan dan surat. Jika mengandalkan pikiran manusia, maka tidak akan mungkin para rasul mengingat semua pengajaran Yesus. Tetapi Roh Kudus yang datang itulah yang mengingatkan segala sesuatu yang Tuhan Yesus sudah ajarkan kepada mereka. Rasul Yohanes bisa menulis Injil Yohanes sekitar lima puluhan tahun sesudah Tuhan Yesus naik ke sorga. Secara manusia, Yohanes akan susah untuk mengingat kembali semua pengajaran dan peristiwa yang dialaminya bersama dengan Tuhan Yesus. Tetapi Roh Kuduslah yang mengingatkan Yohanes, sehingga Injil Yohanes ini tercatat.

Kita memerlukan penghiburan dari Tuhan. Tuhanlah yang memberikan damai sejahtera kepada kita. Damai sejahtera itu ditimbulkan oleh Tuhan dari dalam hati. Meskipun dunia ini penuh dengan tantangan dan rintangan, tetapi ada damai sejahtera Tuhan di dalam hati kita. Apapun yang terjadi pada hidup kita, kita tidak perlu kuatir. Seandainya kita dipanggil Tuhan pun, kita pasti akan bersama-sama dengan Dia di sorga. Kita tidak perlu takut dengan orang-orang yang bisa membunuh tubuh, karena mereka tidak akan bisa membunuh jiwa kita.

Ungkapan Yesus bahwa “Bapa lebih besar daripada Aku” bisa menimbulkan pertanyaan besar, jika kita tidak membaca keseluruhan kisah ini. Bapa dan Yesus itu setara dan satu. Yesus mengungkapkan itu karena memang Dia telah mengosongkan Diri-Nya, meninggalkan kemuliaan-Nya di sorga dan menjadi sama dengan manusia. Ketika Tuhan Yesus kembali ke sorga, maka Dia akan kembali sama seperti Bapa. Filipi 2:5-8 telah menjelaskan bahwa walaupun Yesus adalah Tuhan, tetapi Dia tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang dipertahankan. Yesus telah mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Penguasa dunia berpikir bahwa mereka akan bisa berkuasa atas Tuhan Yesus. Penguasa dunia tidak mempunyai kuasa sedikitpun atas Tuhan Yesus. Tuhan Yesus diam dan merelakan diri untuk dihina, dicaci maki, diludahi, dan dibunuh. Yesus adalah Domba Allah yang disalibkan pada waktu yang bertepatan  menjelang hari raya Paskah. Tepat pada saat bangsa Israel mempersembahkan korban, sebelum di hari berikutnya mereka keluar dari tanah Mesir. Penguasa dunia hanya menyangka bahwa mereka sedang berkuasa atas Yesus. Semuanya dilakukan oleh Yesus karena Dia ingin menyelamatkan orang-orang yang berdosa. Ini adalah bentuk dari kasih Tuhan kepada manusia yang sudah memberontak kepada Dia. Jika sudah seperti ini, apakah kita masih mau memberontak kepada Tuhan dan tidak mau melakukan perintah Tuhan?

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top