Jelajah PB 349 (Yohanes 10:34-42)

Di ayat 34 Tuhan Yesus mengutip firman Tuhan dari Imamat 24 dan Mazmur 82. Tuhan pernah berkata kepada Musa bahwa Tuhan pernah menjadikan Musa sebagai allah bagi Firaun. Artinya, pada waktu itu jika Musa berkata sesuatu, maka Firaun harus dengar dan ikut. Untuk menjelaskan hal tersebut, Yesus melanjutkan perkataan-Nya di ayat 35, “Jikalau mereka kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah – sedang Kitab Suci tidak dibatalkan -, masihkan orang-orang Yahudi tersebut berkata kepada Yesus yang telah dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus oleh Bapa ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Yesus telah berkata: Aku Anak Allah? Maksud dari perkataan Yesus ini adalah jika kepada orang seperti Musa saja Tuhan mengangkat dia menjadi allah bagi Firaun, apalagi Dia (Anak Manusia / Yesus Kristus, Anak Allah, Pribadi kedua dari Tuhan) seharusnya patut disebut Allah.

Yesus adalah Tuhan yang mengosongkan diri, menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:5-7). Di ayat 37 dan 38 Yesus sekali lagi mengulangi pengajaran-Nya yang sudah dikatakan di awal. Tuhan Yesus menginginkan supaya orang-orang Yahudi sadar dan bisa mengenal pekerjaan-pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh Yesus. Sebenarnya itu sudah membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias dan Tuhan. Lalu Tuhan Yesus mengulang kembali pernyataan-Nya bahwa “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” Dengan pernyataan Yesus yang demikian, sekali lagi orang-orang Yahudi tersebut berusaha untuk menangkap Yesus. Tetapi Yesus luput dari tangan mereka.

Jika kita mengikuti renungan di Injil Yohanes, Yesus terus berulang kali menyatakan diri-Nya. Apa yang dikatakan dan disampaikan oleh Yesus cenderung berulang-ulang, karena Yesus ingin supaya orang Yahudi mengenal Dia dan akhirnya percaya kepada Dia. Roh Kudus memberikan ilham dan mengingatkan kepada Yohanes untuk mencatatkan semua pernyataan Yesus yang membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan. Injil Yohanes sangat istimewa untuk menentang aliran gnostik yang muncul di awal kekristenan. Injil Yohanes ditulis setelah ada tiga Injil yang lain (Matius, Markus dan Lukas). Yohanes melengkapi Injil yang lain. Lebih dari setengah Injil Yohanes mengisahkan pelayanan dan pengajaran Yesus seminggu terakhir sebelum Tuhan Yesus disalib.

Setelah itu, Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes Pembaptis dahulu. Lalu Yesus tinggal di situ. Yohaneslah yang pernah berkata, “Lihatlah, inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Lalu banyak orang datang kesitu, menemui Yesus. Mereka memberikan kesimpulan bahwa Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang Yesus adalah benar. Kesaksian Yohanes benar, karena semua yang dia katakan tentang Yesus adalah benar. Banyak orang di situ yang percaya kepada Yesus. Orang-orang yang disitu kebanyakan adalah rakyat jelata dari kaum Yahudi, bukan para pemimpin Yahudi.

Para pemimpin Yahudi sulit untuk mempercayai pengajaran Yesus, karena kepentingan-kepentingan mereka sedang terdesak. Mereka merasa bahwa posisi mereka tidak aman. Orang-orang yang memiliki kepentingan dan agenda tertentu, tidak akan mudah untuk menerima pengajaran yang benar. Bukan hanya pada waktu itu, tetapi pada saat ini pun terjadi demikian. Popularitas mereka terancam ketika ada orang-orang yang lebih percaya kepada orang lain. Jika mereka tidak tulus mencari kebenaran, maka mereka akan melakukan apa saja supaya posisi mereka tetap aman. Jangan sampai kita berada di posisi seperti itu.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top