Jelajah PB 335 (Yohanes 7:45-53)

Jika orang mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan menuntunnya dan ia akan mendapatkan kebenaran itu. Jika tidak, maka mereka tidak akan pernah mendapatkan kebenaran itu dan semakin jauh dari keselamatan. Imam-imam kepala dan orang Farisi semakin jauh dari keselamatan, karena mereka tidak mau mencari kebenaran. Justru mereka ingin mencelakai Tuhan Yesus. Mereka sudah berunding dengan para penjaga, tetapi para penjaga justru terheran-heran dengan perkataan Yesus. Para penjaga itu berkata bahwa belum pernah mereka mendengar manusia  berkata seperti Tuhan Yesus.

Para imam dan orang Farisi tidak mau mendengar pengajaran Yesus. Mereka mengutus para penjaga untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh Yesus. Jika kedapatan Yesus memberitakan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Taurat, maka para penjaga itu sudah siap untuk membawa Yesus ke hadapan para imam dan orang-orang Farisi. Tetapi ternyata para penjaga itu mengagumi perkataan yang disampaikan oleh Yesus.

Ketika para imam dan orang Farisi mau mencelakai Yesus, Nikodemus membela Yesus. Nikodemus ini adalah orang yang pernah datang kepada Yesus. Dia menegaskan bahwa mereka tidak bisa menghukum Yesus sebelum mereka mendengar dan mengetahui apa yang sudah diperbuat oleh Yesus. Orang yang ingin mengerti pengajaran, mereka tidak akan langsung menghakimi bahwa pengajaran itu benar atau salah. Dia akan mencoba merenung dan menyelidiki pengajaran itu lebih dalam. Seharusnya para imam dan orang Farisi menyelidiki lebih dalam terhadap pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. Tetapi ternyata mereka tidak mau melakukan itu. Berbeda dengan Nikodemus yang bertindak dengan bijaksana, menyelidiki pengajaran Yesus dengan seksama. Bahkan Nikodemus bertemu langsung dengan Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya.

Ketika Nikodemus mencoba untuk membela Yesus, para imam dan orang Farisi langsung marah. Mereka membawa-bawa nama daerah asal. Mereka tidak sungguh-sungguh menyelidiki asal Yesus dilahirkan. Padahal sudah pernah ada peristiwa besar yang terjadi di Betlehem, yaitu pembunuhan massal terhadap anak-anak di bawah usia dua tahun. Seharusnya ini adalah peristiwa yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh orang-orang di Betlehem serta orang Yerusalem yang dekat dengan Betlehem.

Seandainya para imam dan orang Farisi tahu akan kebenaran tersebut, belum tentu juga mereka bisa serta merta percaya kepada Yesus. Jika ternyata kebenaran itu lebih menyakitkan, maka mereka akan memilih untuk tidak percaya akan kebenaran itu. Apa yang disampaikan oleh Yesus membuat mereka tidak nyaman. Mereka merasa bahwa Yesus akan membahayakan posisi mereka yang selama ini telah dinikmati, yaitu penghormatan yang didapat dari rakyat Yahudi.

Bisa jadi pada saat ini seringkali kita mendengar pengajaran yang menyatakan kebenaran, justru bisa membuat kita sakit hati. Jika kita mencari kebenaran, maka pengajaran yang menyakitkan itu akan membawa kita kepada perubahan hidup yang lebih baik. Tetapi jika kita hanya mencari pembenaran, maka pengajaran yang benar dan ternyata menyakitkan, hanya akan membuat kita mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan. Itu tidak akan membuat kita semakin baik, tetapi justru akan membuat kita menjadi lebih jahat. Itulah yang terjadi pada para imam dan orang-orang Farisi pada saat itu.

Views: 23

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top