Jelajah PB 301 (Lukas 24:26-35)

Mesias harus melalui satu masa ketika Dia harus menderita, Dia harus disalibkan sebagai korban. Dia adalah Domba korban yang dinubuatkan. Mereka membaca kitab Perjanjian Lama tetapi tidak paham dengan nubuatan ini. Mereka hanya fokus kepada salah satu aspek saja tentang nubuatan datangnya Mesias, yaitu bahwa Dia akan jadi Raja. Mereka tidak memperhatikan aspek yang lain, yaitu bahwa Mesias tersebut harus menderita. Mesias harus menderita untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Mesias telah datang dalam daging. Jika daging yang ada pada-Nya tidak disalibkan, tidak mati, maka Dia tidak akan bisa masuk dalam kemuliaan-Nya.

Demikian juga kita hari ini, kita mengenakan daging. Jika kematian tiba, menjemput kita, itu adalah sebuah kebahagiaan bagi orang yang percaya kepada Yesus. Melalui kematian itu, orang percaya berangkat menuju kepada kemuliaan. Tubuh jasmani kita tidak akan mungkin bisa masuk sorga.

Yesus dan dua murid yang menuju ke Emaus itu mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Yesus seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid tersebut sangat mendesak Yesus supaya Yesus tinggal bersama-sama dengan mereka, karena hari sudah menjelang malam dan matahari hampir terbenam. Akhirnya Yesus memenuhi permintaan mereka. Yesus masuk untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Tuhan Yesus duduk makan dengan mereka, Yesus kemudian mengambil roti, mengucap berkat lalu memecah-mecahkan roti tersebut dan memberikan kepada mereka.

Pada saat itulah, mata mereka terbuka. Dari perbuatan Yesus yang memecahkan roti dan memberikan kepada mereka, akhirnya mereka mengenal Yesus. Pada waktu mereka mulai mengenal Yesus, seketika itu juga Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Mereka bisa merasakan bahwa dalam perjalanan tadi, hati mereka berkobar-kobar ketika Yesus berbicara kepada mereka dan menerangkan Kitab Suci. Mereka antara kenal dengan tidak kenal. Memang ada penghalang yang membuat mereka tidak bisa mengenal Yesus pada saat itu.

Pada waktu itu Yesus mengenakan tubuh kebangkitan, tubuh yang sangat mulia dan sangat agung serta sangat ajaib. Mungkin kita sendiri tidak bisa memahami tentang tubuh kebangkitan atau tubuh kemuliaan itu. Tetapi kita sudah tahu contohnya, yaitu tubuh kebangkitan yang dikenakan oleh Tuhan Yesus. Kita juga mendapat janji dari Tuhan bahwa kita juga akan mengenakan tubuh kemuliaan sebagaimana yang dimiliki oleh Tuhan Yesus Kristus. Di dalam 1 Korintus 15:51-15 dikatakan bahwa kita akan diubah dalam sekejap mata mengenakan yang tidak dapat binasa.

Kedua murid itu tidak bisa tenang di kota Emaus. Lalu merek abangun dan kembali ke Yerusalem. Di sana mereka mendapati kesebelas murid sedang berkumpul bersama-sama. Mereka semua saling menceritakan kesaksian masing-masing ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka. Mereka adalah saksi mata. Kesaksian mereka sudah dituliskan di dalam Alkitab, disaksikan untuk kita. Yang tertulis di dalam Alkitab adalah kesaksian para rasul. Hari ini seharusnya kita beriman dan bertumbuh melalui apa yang telah dituliskan oleh para nabi dan para rasul. Kita tidak bisa lagi hidup karena kesaksian orang lain yang bukan nabi atau rasul. Jangan sampai iman kita ditumpukan atau didirikan pada kesaksian orang yang bukan nabi atau rasul, karena kesaksian yang tidak tercatat di dalam Alkitab bersifat subyektif dan relatif. Kesaksian hari ini bukanlah standar kebenaran.

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top