Jelajah PB 285 (Lukas 21:20-28)

Yerusalem pernah mengalami pengepungan dan penganiayaan. Tercatat di tahun tujuh puluhan masehi, ketika Kaisar Romawi mengutus Jenderal Titus untuk mengepung kota Yerusalem, ketika bangsa Yahudi memberontak kepada pemerintahan Romawi. Kota Yerusalem dikepung, sehingga orang-orang Yahudi di Yerusalem tidak bisa ke mana-mana. Mereka kelaparan di dalam kota. Saat pintu kota di Yerusalem dibuka, maka tentara Romawi membunuh siapa saja yang ada di sana lalu mereka membakar kota Yerusalem. Bait Allah juga hangus dan hancur. Hal ini terjadi sekitar tiga puluhan tahun sesudah Yesus menubuatkan tentang kehancuran Bait Allah dan kota Yerusalem.

Ketika semuanya hangus, banyak emas yang dipakai untuk melapisi dinding Bait Allah, meleleh di mana-mana, di antara batu-batu yang ada di Bait Allah. Penduduk yang masih tersisa pada waktu itu, mereka datang dan berusaha memecahkan batu-batu itu, supaya bisa mendapatkan emas yang meleleh di antara batu-batu tersebut. Sesuai dengan apa yang sudah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus, tidak ada satu batupun yang dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Akhirnya Bait Allah rata dengan tanah.

Pada saat terjadi penyerangan ke kota Yerusalem, celakalah para ibu yang sedang hamil dan sedang menyusui bayinya. Itu adalah hari pembalasan, karena mereka tidak mau menyadari bahwa Tuhan telah melawat mereka. Mereka tidak menyadari akan kedatangan Mesias, mereka malah menolak Mesias itu dengan cara membunuh-Nya di atas kayu salib. Salah satu kesalahan manusia yang paling fatal adalah ketika mereka tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Di dalam kehidupan sehari-hari pun, ketika kita tidak bisa membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang merusak, maka celakalah kehidupan kita.

Dalam hidup ini kita selalu dituntut untuk menilai segala sesuatu, kemudian memilih atau memutuskan mana yang benar dan baik. Kita harus meminta hikmat dari Tuhan, supaya Tuhan menuntun kita untuk dapat membedakan dan menguji segala sesuatu.

Di akhir dari masa kesusahan besar selama tujuh tahun, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya. Tetapi tujuh tahun sebelum itu, sebelum masa kesusahan besar, akan terjadi pengangkatan terlebih dahulu. Tuhan Yesus akan mengangkat orang-orang percaya, untuk mengamankan mereka dari penganiayaan besar itu. Hari itulah yang dinanti-nantikan oleh orang percaya, hari yang indah bisa bertemu langsung dengan Tuhan Yesus Kristus di awan-awan. Setelah peristiwa pengangkatan, maka di bumi akan terjadi berbagai macam malapetaka. Semua bangsa di muka bumi ini akan membenci orang Yahudi. Kita tidak perlu ikut-ikutan untuk membenci, karena pada dasarnya, membenci siapapun itu tidak baik. Kita harus mengasihi semua orang.

Selama kurang lebih tujuh tahun itu, akan banyak orang-orang yang masih tinggal di muka bumi akan lenyap dan binasa. Mereka masih tinggal di bumi karena mereka tidak mengalami pengangkatan. Mereka mendapatkan penganiayaan yang sangat dahsyat, baik penganiayaan antar manusia maupun malapetaka yang terjadi karena alam. Akan ada tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang. Akan ada gelora laut, yang pada saat ini dikenal dengan istilah tsunami. Ada orang-orang yang mati karena ketakutan dan kecemasan karena melihat apa yang sedang terjadi pada waktu itu. Kita tahu masa itu sudah dekat dan seharusnya kita bisa menilai zaman ini supaya tetap waspada.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top