Jelajah PB 260 (Lukas 17:7-10)

Selanjutnya Tuhan Yesus mengajarkan tentang ketaatan. Dikatakan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba kepada tuannya. Seorang hamba tidak menuntut terima kasih dari tuannya. Ketika seorang hamba melihat tuannya puas, seharusnya dia bisa merasa senang juga. Jika kita mengaku sebagai hamba Tuhan, kita juga seharusnya tidak menuntut supaya Tuhan memberikan ucapan terima kasih kepada kita.

Karena itu, bagi kita orang Kristen, ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan, kita bekerja apa saja, jika kita sadar bahwa itu kita lakukan untuk Tuhan, maka kita tidak mengharapkan terima kasih atau penghargaan, baik dari Tuhan maupun dari orang lain. Jika kita meminjamkan barang-barang kita untuk pelayanan atau untuk pemberitaan Injil, kita tidak perlu menuntut terima kasih, terutama dari Tuhan. Seharusnya kita sangat mengucap syukur kepada Tuhan ketika kita bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan tersebut. Seharusnya kita cukup puas ketika kita merasa bahwa Tuhan juga senang dengan pelayanan kita. Bersyukur karena apa yang kita lakukan diterima oleh Tuhan.

Inilah sikap seorang hamba yang Tuhan mau. Jangan sampai kita menuntut hormat manusia atau menuntut ucapan terima kasih, ketika kita sudah bisa melayani Tuhan. Seharusnya kita merasa berharga dan indah di mata Tuhan ketika kita bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan Tuhan, dengan segala yang kita miliki. Kita harus bersyukur karena kasih karunia Tuhan yang sudah Tuhan berikan kepada kita sehingga Dia mau memberi kesempatan kepada kita untuk melayani Dia. Dia mau supaya kita berguna bagi-Nya. Seorang hamba akan bersukacita jika dia bisa melakukan sesuatu yang berguna dan menyenangkan tuannya. Tuhan mau supaya para pelayan Tuhan dan kita semua yang sudah menerima anugerah dan kasih karunia-Nya melayani dengan hati yang tulus.

Kita tidak tahu berapa lama Tuhan mau memakai kita untuk melayani-Nya. Kita juga tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita. Sebagai hamba, kita harus pasrah dan tidak boleh memberontak. Jika Tuhan menilai bahwa pekerjaan dan pelayanan kita di dunia selesai, maka Tuhan akan memanggil kita dan kita harus pulang. Kita harus menurutinya dan kita tidak boleh kecewa. Demikian juga dengan orang-orang yang ada disekitarnya, tidak boleh kecewa juga. Ada satu pengharapan bahwa pada saatnya nanti kita akan bertemu dengan saudara-saudari kita di dalam Tuhan, bertemu bersama dengan Yesus di sorga. Itu adalah hal yang indah yang Tuhan sudah beritahukan kepada kita.

Kita harus sungguh-sungguh bisa memahami kasih setia Tuhan ini yang besar dan telah dilimpahkan bagi kita. Seorang hamba patut untuk menghormati dan menghormati tuannya lebih dari apapun juga. Orang yang terhormat adalah orang yang bisa menghormati orang lain. Seorang hamba harus pandai membawa diri, tahu menempatkan diri. Dia tahu mana yang disenangi atau tidak disenangi oleh tuannya. Dia tahu apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Seorang hamba harus mempunyai kepekaan yang tinggi, selalu waspada dan berjaga-jaga. Orang yang peka tidak akan bekerja dengan sembarangan. Dia tahu kebiasaan dari tuannya. Seorang hamba harus tahu diri, tahu untuk menempatkan posisi. Hamba ditentukan oleh tuannya, bukan ditentukan oleh kehebatannya sendiri. Mendapatkan kehormatan untuk bersama-sama Tuhan di sorga bukan usaha manusia, tetapi karena anugerah Tuhan. Semua yang ada pada kita saat ini adalah titipan sementara. Karena itulah kita harus mempergunakan semuanya itu dengan sebaik-baiknya untuk kebahagiaan Tuhan kita, selama kita hidup.

Views: 11

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top