Yesus mengajar mengenai ajaran sesat dan iman. Ada tanda yang nyata sekali untuk menilai kesesatan. Di antara semua pengajaran yang ada di muka bumi ini, pengajaran Tuhan Yesus adalah yang paling masuk akal dan logis. Pengajaran yang ditulis di dalam Alkitab adalah pengajaran yang paling masuk akal. Tuhan telah memberikan akal budi kepada semua manusia di dalam otak masing-masing serta memberikan firman yang tertulis, yang ada di tangan kita pada saat ini. Alkitab dan akal budi ini yang akan menuntun manusia kepada kebenaran. Manusia mempunyai otak, tetapi tidak mempunyai firman yang tertulis yang bisa dibaca dan dipelajari, manusia tidak akan pernah mengerti kebenaran yang disampaikan oleh Tuhan. Sebaliknya, ada firman yang tertulis tetapi tidak diberikan akal budi, Alkitab itu tidak akan ada gunanya.
Firman Tuhan yang tertulis dan akal budi yang diberikan oleh Tuhan kepada semua manusia, harus kita syukuri karena itu akan membawa kita kepada kebenaran. Di dalam kekristenan sendiri ada banyak dan beragam penafsiran tentang Alkitab. Untuk mencari yang mendekati kebenaran Alkitab dari berbagai penafsiran yang ada, maka kita harus mengujinya. Yang paling dekat dengan kebenaran adalah yang paling masuk akal dan paling logis. Pada saat ini, kita mempelajari Alkitab seharusnya menggunakan akal budi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita.
Yesus sendiri berkata bahwa tidak mungkin tidak ada penyesatan. Penyesatan itu pasti ada. Tetapi celakalah orang yang mengadakan penyesatan itu. Penyesatan terjadi karena manusia diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mempelajari dan menafsirkan Alkitab. Setiap manusia juga bebas untuk mengambil putusan dan menentukan kesimpulan bagi diri sendiri. Yang tidak diperbolehkan adalah memaksakan keputusan atau kesimpulannya itu untuk orang lain. Jika ini terjadi, maka akan muncul kekerasan berkedok agama. Hal itu juga pernah terjadi di kekristenan sendiri pada masa awal kekristenan muncul dan berlangsung bertahun-tahun. Orang lain dilarang untuk mempunyai penafsiran berbeda atas Alkitab. Jika berbeda penafsiran, mereka dijatuhi hukuman mati atau siksaan dengan menggunakan tangan penguasa.
Setiap manusia mempunyai kemungkinan dipakai oleh Tuhan, tetapi juga bisa dipakai oleh Iblis. Pernyataan Yesus ini bukan main-main, karena memberitahukan kepada kita betapa besarnya tanggung jawab orang yang mengajar dan memimpin orang lain. Celaka bagi orang yang membawa kesesatan dalam pengajarannya.
Karena itu, bagi kita yang hendak mengajar atau memimpin orang lain, seharusnya belajar segiat-giatnya supaya bisa mengajarkan kebenaran, bukan kesesatan. Pahami segala sesuatu baru mengajar orang lain. Jangan sampai kita menjadi seperti “orang buta yang menuntun orang buta.” Mengajar orang lain tidak hanya dengan modal semangat, karena sangat berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Kita bisa mengatakan pengajaran orang lain sesat atau salah, tetapi kita tidak boleh main fisik. Ketika kita mengatakan orang lain sesat atau salah, harus dengan dasar argumentasi. Tuhan tidak memberikan otoritas kepada kita untuk menghukum orang lain. Pemerintah diberi wewenang untuk memberikan hukuman atas perbuatan orang bukan atas pendapat atau perkataan orang. Harus dibedakan antara pendapat dengan penghinaan. Pendapat adalah memberikan pandangan atas apa yang kita yakini sedangkan penghinaan adalah menyerang pribadi orang lain.
Views: 14