Jelajah PB 234 (Lukas 11:42-54)

Pada saat itulah Tuhan Yesus menegor orang-orang Farisi dengan sangat keras. Orang-orang Farisi sangat menekankan supaya orang-orang Yahudi membayar persepuluhan, karena persepuluhan itu masuk ke mereka, menjadi mata pencaharian mereka. Bahkan mereka menuntut supaya orang Yahudi memberikan persepuluhan dari hal-hal kecil juga. Yang disebutkan di sana termasuk persepuluhan bumbu-bumbu dapur. Memang memberi persepuluhan itu keharusan, karena itu dikatakan “yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Yang lebih penting daripada itu adalah, kita harus benar-benar mengerti mengapa kita harus memberikan persepuluhan.

Saat ini, orang Kristen memberikan persepuluhan sebagai bentuk kasih kepada Tuhan. Persepuluhan itu tidak diberikan kepada hamba Tuhan, tetapi diberikan ke gereja supaya bisa dikelola dengan baik untuk pelayanan dan pekerjaan Tuhan di dunia ini. Pada saat memberikan persepuluhan, hati kita harus mengerti bahwa kita sedang memberikan itu kepada Tuhan, bukan kepada gereja atau kepada hamba Tuhan. Gereja sebagai saluran untuk pemberian tersebut. Persepuluhan sendiri sudah ada sebelum hukum Taurat. Persepuluhan bukanlah paksaan. Tetapi orang yang tahu kebenaran dan mengasihi Tuhan, pasti tidak akan keberatan untuk memberikan persepuluhan itu. Perhitungannya pun tidak perlu rumit seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Kita memberikan sepersepuluh penghasilan kita, itu saja. Persepuluhan seharusnya kita berikan dengan penuh sukacita, karena bentuk kasih kita kepada Tuhan, bukan dengan bersungut-sungut atau dengan terpaksa.

Orang Farisi juga ditegur oleh Tuhan karena mereka suka mencari hormat dari manusia. Bahkan Tuhan Yesus mengumpamakan mereka seperti kubur yang bersih, padahal di dalamnya busuk. Ketika Tuhan Yesus menegor orang Farisi dengan keras, ternyata ahli Taurat yang mendengarkan tegoran itu juga tersinggung. Sekalian saja, Tuhan Yesus juga menegor para ahli Taurat itu.

Ahli-ahli Taurat telah meletakkan beban-beban berat, aturan-aturan berat kepada orang-orang lain, sedangkan mereka sendiri tidak pernah melakukan semua yang diatur itu. Para ahli Taurat membangun makam para nabi, sedangkan yang membunuh para nabi itu adalah nenek moyang mereka. Ketika mereka membangun makan para nabi, sebenarnya para ahli Taurat itu sedang membenarkan apa yang telah diperbuat oleh nenek moyang mereka, yaitu membenarkan pembunuhan para nabi tersebut.

Dari semua nabi dan rasul yang pernah diutus oleh Tuhan, ternyata ada separuh dari mereka yang telah dibunuh dan dianiaya oleh nenek moyang para ahli Taurat ini. Karena itulah para ahli Taurat itu akan dituntut dari semua darah nabi yang tertumpah, mulai darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh. Semuanya itu akan dituntut dari angkatan itu, yaitu dari generasi para ahli Taurat di zaman Tuhan Yesus. Yang lebih dahsyat lagi, mereka akan segera membunuh sang Juruselamat, sebentar lagi.

Karena itulah, sebelum mereka menyalibkan Tuhan Yesus, mereka berseru, “biarlah darah Orang ini ditanggungkan kepada anak cucu kami.” Karena itulah, anak cucu mereka menderita, akibat perbuatan nenek moyang mereka. Mereka jauh dari kebenaran. Mereka tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mereka disebut sebagai ahli Taurat, hanya merekalah yang boleh menafsirkan Alkitab, tetapi ternyata mereka tidak masuk ke dalam kebenaran, sedangkan orang lain yang ingin mencari kebenaran justru dihalang-halanginya. Mereka tersinggung karena ditegor oleh Tuhan Yesus, sehingga mereka mencari kesalahan Yesus. Akhirnya berhasil, mereka berhasil menyalibkan Tuhan Yesus Kristus.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top