Jelajah PB 233 (Lukas 11:37-41)

Setelah selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Tuhan Yesus untuk makan dirumahnya. Sepertinya ada juga orang Farisi yang senang mendengar pengajaran Tuhan Yesus dan mengundang Yesus. Yesus masuk ke rumah orang Farisi tersebut dan langsung duduk dan makan. Orang Farisi itu heran karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Sepertinya tradisi cuci tangan sebelum makan ini sudah ada sejak zaman dahulu, dan tradisi ini baik. Kita saat ini pun pasti akan mencuci tangan sebelum makan dan mengajarkan anak-anak kita untuk melakukan hal tersebut. Karena bagi kita kebersihan juga sangat penting.

Tetapi orang-orang Yahudi pada zaman itu, mencuci tangan bukan bertujuan untuk kebersihan saja. Hal mencuci tangan itu ternyata dikaitkan dengan ibadah dan dosa. Jadi, pada waktu itu, jika ada orang yang tidak cuci tangan sebelum makan, maka mereka dianggap najis dan kotor. Pada bagian inilah sebenarnya Tuhan Yesus ingin mengajarkan, ibadah simbolik Perjanjian Lama sudah selesai. Ibadah Simbolik Perjanjian Lama bertujuan untuk mengingat akan janji Tuhan yang akan mengirim Juruselamat atau Mesias kepada mereka. Sedangkan sang Mesias sudah ada di dunia, sudah bersama-sama dengan mereka. Yang disimbolkan sudah datang, sehingga tidak perlu lagi untuk melakukan ibadah simbolik.

Pada saat itu, orang-orang Farisi bukan hanya sekedar melakukan ibadah simbolik, tetapi mereka meningkatkan ibadah tersebut yang membuat sangat memberatkan bagi orang-orang Yahudi pada umumnya. Sampai mencuci tangan pun dimasukkan ke dalam ibadah. Hampir semua dimasukkan dalam ibadah, sehingga terlalu banyak dan rumit. Padahal ibadah simboliknya sederhana. Ketika orang-orang pada waktu itu diberi perintah untuk mengorbankan domba (bagi yang mampu) dan burung (bagi yang tidak mampu), itu adalah simbol pengorbanan sang Mesias atau sang Juruselamat. Itu adalah ibadah yang paling penting pada waktu itu, bertujuan supaya mereka ingat selalu akan janji Tuhan akan kirim Juruselamat.

Dosa manusia tidak bisa diselesaikan dengan apapun, selain dijatuhi hukuman, karena Tuhan yang maha kudus tidak bisa menerima manusia yang berdosa tanpa dihukum. Jadi manusia harus dihukum. Tetapi manusia yang menerima hukuman, pasti tidak akan bisa selamat. Supaya manusia bisa selamat, maka Tuhan kirim Juruselamat untuk dihukumkan di atas kayu salib, untuk menggantikan manusia.

Tetapi ibadah simbolik yang sebenarnya sederhana itu yang dibuat rumit oleh para imam, orang Farisi dan ahli Taurat. Kita juga seharusnya tahu mengapa pada waktu itu binatang babi dilarang untuk dimakan dagingnya. Pada saat itu babi dipakai sebagai simbol kenajisan. Karena itu, orang Yahudi tidak diperbolehkan untuk memakan daging babi jika mereka ingin kudus. Demikian juga dengan penyakit kusta, pada waktu itu dipakai sebagai simbol kutukan. Tetapi ketika sang Juruselamat dan Mesias tiba, maka semuanya itu selesai.

Tuhan Yesus pada waktu itu sengaja, bukan lupa cuci tangan. Yesus mau menegor mereka karena mereka telah melakukan ibadah simbolik tanpa memahami makna yang sebenarnya dibalik ibadah simbolik itu. Hari ini, kita tidak perlu menyembelih domba lagi, karena ibadah simbolik sudah selesai. Tuhan Yesus sudah menggenapi semuanya.

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top