Jelajah PB 232 (Lukas 11:33-36)

Orang Kristen diumpamakan sebagai pelita yang menyala. Hanya kita yang tahu pada saat ini, apakah kita menyala dan diletakkan di kolong rumah, di bawah gantang atau di atas kaki dian. Perilaku kita yang baik setelah menjadi orang percaya seharusnya membawa dampak atau pengaruh yang baik bagi lingkungan yang ada di sekitar kita, kepada orang-orang yang paling dekat dengan kita.

Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa mata kita adalah pelita tubuh. Jika mata kita baik, dipakai untuk melihat hal yang baik-baik, maka teranglah seluruh tubuh. Tetapi jika mata kita hanya dipakai untuk melihat kegelapan atau melihat hal-hal yang tidak baik, maka gelap juga tubuh kita. Orang percaya harus terus berusaha untuk melihat hal-hal disekelilingnya, terutama untuk melihat kebenaran yang sudah dinyatakan. Jika banyak orang tidak bisa melihat kebenaran, maka celakalah mereka karena mata mereka tertutup seperti pelita yang diletakkan di bawah gantang. Celakalah mereka pada waktu itu jika tidak mau membuka mata untuk melihat Mesias yang menyatakan kebenaran. Mereka bisa kalah dengan ratu Syeba yang datang jauh-jauh dari negeri selatan untuk pergi ke Yerusalem mencari kebenaran, melihat hikmat Tuhan yang diberikan kepada raja Salomo. Demikian juga dengan mata orang-orang Niniwe.

Saat itu, orang-orang yang ada di depan Yesus Kristus, mereka sebenarnya mempunyai kesempatan yang besar untuk melihat Mesias dan melihat kebenaran itu. Yesus berkata kepada mereka supaya mereka memperhatikan terang yang ada di dalam diri mereka, jangan sampai menjadi kegelapan.

Saat ini, marilah kita menggunakan panca indera yang Tuhan sudah berikan kepada kita untuk menerima segala sesuatu yang baik, untuk menyadari akan kebenaran. Kita hendaknya memakai telinga untuk mendengarkan kebenaran firman Tuhan, supaya kita mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan akhirnya memilih yang benar. Hendaknya kita juga menggunakan mata kita untuk membaca Alkitab dan juga membaca renungan yang seperti saat ini, ketika membaca renungan ini, supaya kita mengenal firman Tuhan dan mengenal Juruselama dengan sebaik-baiknya.

Ketika kita menggunakan panca indera kita dengan baik dan maksimal, terutama untuk mengerti tentang firman Tuhan, maka teranglah hidup kita. Di dalam Filipi 4:8 dikatakan, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semua itu.” Ketika kita memikirkan semua itu, maka kita akan bisa memiliki hidup yang berkarakter baik.

Bagaimana supaya kita bisa memiliki dan memikirkan semuanya itu? Hidup kita harus diisi dengan hal-hal tersebut, supaya pikiran kita juga adalah hal-hal yang baik itu. Paling tidak ada dua alat yang diberikan oleh Tuhan untuk mengisi pikiran kita, yaitu mata dan telinga. Mata bisa dipakai untuk melihat sekitar kita, untuk mengetahui apa yang terjadi di dekat kita. Kita bisa memilih apa yang akan kita lihat dan apa yang tidak perlu kita lihat. Demikian juga dengan telinga, kita bisa mendengarkan hal-hal disekitar kita. Kita bisa memilih, apakah akan memakai telinga kita untuk mendengarkan hal yang baik atau yang buruk. Apa yang kita lihat dan kita dengar akan masuk ke otak kita, itulah yang akan terpikirkan oleh kita. Karena itu perhatikanlah apa yang kita lihat dan dengar.

Views: 55

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top