Jelajah PB 225 (Lukas 10:21-24)

Setelah Tuhan Yesus mendengar laporan dari para murid yang diutus, Yesus bersukacita dalam Roh Kudus. Pada saat itu Tuhan Yesus bahkan berposisi lebih rendah dari malaikat (Ibrani 2:9). Ketika Tuhan Yesus Kristus, Sang Pencipta langit dan bumi, menghampakan diri menjadi manusia. Dia berdoa kepada Bapa, dalam kerendahan diri-Nya sebagai manusia, berdoa kepada Bapa. Bahkan orang yang bijak dan pandai di dunia ini tidak mengerti bagaimana Sang Pencipta menghampakan diri-Nya menjadi manusia, bahkan lebih rendah dari malaikat. Bahkan ayat ini dipakai oleh banyak orang untuk merendahkan Tuhan Yesus. Bayangkan, orang yang sudah merendahkan diri saja masih direndahkan.

Di dalam 2 Korintus 5:21 bahkan dikatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Dia yang tidak mengenal dosa adalah Tuhan Yesus, yaitu Tuhan sendiri, telah dibuat berdosa karena manusia. Dalam kerendahan diri-Nya itulah, Dia berdoa. Tidak ada satupun manusia yang mengenal Tuhan, kecuali Tuhan sendiri yang memperkenalkan diri-Nya. Di mana tempat-Nya pun, kita tidak tahu. Dari mana Dia berasal, kita juga tidak tahu. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengenal Dia dengan kekuatan atau kecerdasan kita.

Tuhan sebenarnya sudah memperkenalkan Diri melalui firman-Nya, yaitu melalui Alkitab yang ada di tangan kita pada saat ini. Sebagai orang percaya, kita harus percaya bahwa Alkitab adalah firman dari Tuhan. Di muka bumi ini tidak ada satu tulisan pun yang bisa dibandingkan dengan Alkitab. Alkitab adalah firman Tuhan yang tidak ada salah dalam penulisan dan prosesnya. Semua orang bisa mengkritik Alkitab dan Alkitab terbuka untuk itu. Kita tidak perlu membela Alkitab atau membela Tuhan, karena Tuhan lebih berkuasa dari manusia. Jika Tuhan mau bertindak, maka tidak ada satu orang pun yang bisa membatalkannya. Karena itu tidak ada gunanya kita membela Tuhan. Jika kita membela Tuhan, berarti kita menganggap bahwa Tuhan kita tidak berkuasa. Kita tidak diminta untuk membela Tuhan, tetapi diminta untuk mengungkapkan kebenaran. Diutus untuk memberitakan firman-Nya.

Yang bisa mengenal Bapa di Sorga adalah orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu. Kita adalah orang yang berbahagia, karena di tangan kita sudah ada firman Tuhan yang menyatakan siapa Tuhan. Alkitab juga mengajarkan standar moral yang paling tinggi. Tidak ada pengajaran di tempat lain yang mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia, bahkan mengasihi orang yang membenci kita.

Jika di dalam Alkitab dicatat juga ada peristiwa-peristiwa yang tidak beres, itu adalah fakta. Tuhan harus mengizinkan kisah tokoh-tokoh Alkitab, baik yang positif maupun yang negatif, supaya lengkap. Beda fakta dengan pengajaran. Meskipun faktanya Daud membunuh orang lain untuk bisa mendapatkan istri orang tersebut, tetapi hal tersebut tidak pernah diajarkan di dalam Alkitab. Bahkan Daud mendapatkan hukuman atas apa yang diperbuat. Karena itu, ketika ada hal-hal yang negatif yang ditulis di dalam Alkitab, hal tersebut mengajar kepada kita supaya kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Supaya kita tidak mencontoh yang tidak baik.

Para murid pada waktu itu berbahagia karena mereka bisa melihat apa yang tidak dilihat oleh para nabi pada zaman Perjanjian Lama.

Views: 15

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top