Jelajah PB 209 (Lukas 8:4-15)

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang rahasia Kerajaan Allah. Rahasia kerajaan Allah ini diumpamakan dengan seorang penabur. Menabur ini sebenarnya dipakai untuk mengumpamakan seseorang yang memberitakan Injil. Benihnya ada yang jatuh di tepi jalan, di tanah berbatu, di semak duri dan di tanah yang subur. Benihnya sama, hanya saja tempat jatuhnya benih itu yang berbeda. Kita lihat juga di gereja, firman Tuhan yang disampaikan sama tetapi penerimaan orang akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing pendengar atau pembaca renungan.

Yang jatuh di tepi jalan seperti benih yang baru ditabur, kemudian datang burung dan memakan benih itu sehingga tidak sempat untuk tumbuh. Ada orang-orang yang memang mendengarkan firman, baik di gereja ataupun di tempat lain. Pada saat mendengar firman dia ada di situ, tetapi pikirannya tidak ada di situ. Atau dia sedang mendengar firman, tetapi tidak paham dan tidak mengerti dengan firman yang dia dengar atau dia baca. Iblis langsung mengambil firman itu dari dalam hati mereka supaya mereka tidak percaya dan tidak diselamatkan. Benih ini tidak tumbuh sama sekali, belum bertumbuh sudah dimakan burung. Memang jika kita berniat untuk mendengarkan firman, seharusnya kita sudah mempersiapkan diri sebelumnya, sehingga tidak sia-sia kita mendengar firman, tidak sia-sia datang ke gereja.

Ada benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu. Orang ini adalah yang mendengarkan firman, lalu menerima dengan gembira tetapi benih itu tidak berakar. Mereka adalah orang yang mengerti sekilas tetapi tidak mau mencari tahu lebih dalam tentang kebenaran yang sudah dia dengar. Firman itu seharusnya tidak didengar atau dibaca sekilas, tetapi harus direnungkan dan didalami lebih lanjut. Orang-orang seperti ini, jika ada tekanan hidup atau penganiayaan datang, mereka akan mudah sekali untuk murtad. Mereka tidak tahan dengan ujian, karena firman yang dia dapat hanya bagian kulit saja. Benih ini tumbuh sebentar tetapi mati juga. Kita tahu bahwa di dunia ini selalu ada masalah dan pergumulan hidup yang terjadi, kepada semua orang termasuk kepada orang-orang Kristen. Jadi salah satu fungsi dari firman Tuhan adalah membuat kita kuat untuk menghadapi semua masalah dan pergumulan yang ada di dunia ini. Toh masalah dan pergumulan yang ada pada kita tidak sebanding dengan apa yang pernah dialami oleh Tuhan Yesus dan para rasul sendiri.

Jenis yang ketiga, benih jatuh di semak duri. Benih ini bisa bertumbuh dengan baik tetapi tidak bisa berbuah karena pada saat pertumbuhan selanjutnya, terhimpit dengan semak duri. Semak duri ini adalah gambaran dari kekayaan dan kekuatiran dunia. Pada akhirnya mati juga karena terhimpit semak duri tersebut. Benih ini sempat tumbuh cukup baik, tetapi akhirnya mati juga. Ini juga harus kita perhatikan, ternyata kekayaan dan kekuatiran yang berlebihan akan membuat kita tidak tahan uji. Kekayaan akan membuat kita tidak fokus lagi kepada firman. Kekuatiran yang berlebihan juga akan membuat kita ragu-ragu akan firman Tuhan.

Yang tumbuh adalah benih yang jatuh di tanah yang subur. Orang ini adalah orang yang mendengar firman dengan sungguh-sungguh, merenungkan firman itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, kemudian mengeluarkan buah yang matang dalam ketekunan. Inilah yang mestinya kita lakukan. Ini adalah hal prioritas atau hal utama yang perlu kita lakukan selama kita hidup di dunia.

Perumpamaan ini mengajarkan bagaimana jemaat bisa ada dan bertumbuh di muka bumi ini, yaitu melalui pemberitaan firman Tuhan.

Views: 13

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top