Jelajah PB 144 (Markus 12:18-27)

Pertanyaan selanjutnya datang dari kalangan orang-orang Saduki. Sebelumnya adalah pertanyaan dari orang Farisi dan Herodian. Orang Herodian adalah orang yang memihak kepada Herodes. Itu bisa disebut sebagai partai pendukung pemerintah pada waktu itu.

Orang Saduki menyebut diri sebagai kelompok orang berhikmat atau bijak. Sekarang orang Saduki yang datang dan berusaha untuk menjebak Tuhan Yesus. Mereka menceritakan sebuah kasus soal pernikahan karena orang tersebut ditinggal mati. Jika dipelajari lebih dalam, ini adalah kasus yang tidak masuk akal. Memang mereka menggunakan kasus-kasus yang tidak masuk akal untuk mencoba menjebak Tuhan Yesus.

Yang perlu kita pahami, mengapa Musa memerintahkan hal tersebut? Musa memerintahkan supaya saudara laki-laki mau menikahi perempuan yang ditinggal mati oleh saudaranya tanpa memiliki keturunan. Hal itu dilakukan oleh Musa karena bersakutpaut dengan soal tanah. Pada saat bangsa Yahudi masuk ke tanah Kanaan, maka setiap suku mendapat jatah tanah. Tanah itu adalah milik pusaka dan tidak boleh dijual. Jika orang Yahudi memerlukan uang dan harus menjual tanah tersebut, maka tanah itu harus ditawarkan terlebih dahulu kepada keluarga yang paling dekat. Tanah tersebut tidak boleh dijual bebas, tidak boleh jatuh ke tangan orang lain. Kalau perempuan itu tidak memiliki keturunan, maka tanah akan jatuh ke keluarga lain. Tetapi seandainya perempuan itu memiliki keturunan laki-laki, maka tanah itu akan menjadi milik pusaka dari anak laki-laki tersebut. Ini aturan yang baik yang sudah Tuhan tetapkan bagi orang Yahudi.

Orang Saduki bertanya soal hal ini, karena golongan mereka tidak percaya dengan kebangkitan orang mati. Mereka sengaja menggunakan pertanyaan ini untuk memojokkan Tuhan Yesus. Karena itu Tuhan Yesus berkata bahwa mereka sesat, karena di Sorga, orang tidak menikah. Artinya, Sorga di mana Bapa dan Tuhan Yesus ada, tidak ada pernikahan di sana. Tidak ada kawin mengawinkan. Jika ada ajaran yang mengatakan bahwa di Sorga masih terjadi kawin mengawinkan, maka bisa dipastikan bahwa Sorga itu bukan Sorga yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus. Semakin jelas bagi kita bahwa pernikahan itu batasannya hanya pada saat kita hidup di dunia. Pernikahan selesai ketika dipisahkan oleh kematian. Jadi jangan sampai cemburu dibawa mati. Sampai-sampai ada yang berpesan, jika mati duluan, maka pasanganya tidak diizinkan untuk menikah lagi.

Tuhan Yesus dalam jawabannya kepada orang Saduki juga menegaskan bahwa Tuhan bukan Tuhan orang mati, tetapi Tuhan orang hidup. Tuhan ingin menjelaskan kepada orang-orang Saduki dan kita semua bahwa Abraham, Ishak dan Yakub pada saat ini mereka hidup, bukan mati. Mereka sudah mengalami hidup kekal. Mereka tidak masuk ke dalam kematian kekal.

Karena itu, Tuhan memarahi orang-orang Saduki, bahwa mereka adalah golongan sesat. Memang banyak sekali pengajaran sesat. Pada zaman Yesus saja sudah banyak pengajaran sesat, apalagi zaman sekarang, pasti semakin banyak pengajaran sesat. Pengajaran sesat adalah pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab. Karena itu setiap orang harus mengawasi diri sendiri dan mengawasi pengajaran yang diterimanya. Jangan sampai kita masuk ke dalam kesesatan dan kita sendiri tidak menyadarinya.

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top