Para murid Yesus, diwakili oleh Petrus, berkata kepada Yesus bahwa mereka telah meninggalkan semuanya demi mengikut Yesus. Yesus bisa memastikan bahwa mereka sedang bertanya, apa yang akan mereka peroleh ketika sudah mengikut Yesus dan meninggalkan semuanya. Di sini kita dengan jelas bisa melihat bahwa para murid masih diliputi dengan kepentingan kemanusiaan dan kedagingan mereka. Mereka masih mengharapkan hal-hal jasmaniah dan duniawi. Mereka masih mengira bahwa Yesus sebentar lagi akan menjadi Raja bagi mereka. Mereka tidak sadar bahwa sebentar lagi Yesus akan ditolak oleh bangsa Yahudi dan disalibkan.
Pada kedatangan Yesus pada saat itu, Yesus bertujuan untuk memberikan kelepasan rohani kepada orang Yahudi dan orang-orang yang ada di dunia. Nanti, pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali, baru akan memberikan kelepasan secara jasmani juga. Nanti Yesus datang kedua kali akan menjadi Raja bagi kerajaan seribu tahun. Dia akan bertahta di Yerusalem Baru, akan memerintah di kerajaan dengan langit baru dan bumi baru. Tetapi para murid pada saat itu masih berpikir bahwa Yesus akan segera mendirikan kerajaan Daud. Karena sebagian besar bangsa Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, diwakili oleh para imam dan tua-tua Israel, maka Yesus belum mendirikan kerajaan seribu tahun.
Yesus berkata kepada para murid bahwa siapa saja yang karena Yesus dan karena Injil, telah meninggalkan segala sesuatu, maka mereka pada saat itu juga akan menerima kembali seratus kali lipat. Memang Tuhan Yesus berkata bahwa mereka akan menerima rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang. Tetapi jangan sampai itu menjadi tujuan utama. Jangan sampai itu menjadi batu sandungan untuk mendapatkan berkat yang lebih utama, yaitu menerima hidup yang kekal. Setiap orang yang mengikuti Yesus, mereka akan dipelihara dan disertai oleh Tuhan. Meskipun ada berbagai penganiayaan yang terjadi juga. Kita bisa mendapatkan saudara-saudari seiman, lebih banyak dari sebelumnya.
Ketika kita mengikut Yesus, kita bisa mendapatkan orang tua atau saudara-saudara lain yang seiman. Mereka bisa baik dengan kita dan seringkali menolong kita. Mereka mendukung dan memberikan semangat kepada kita juga. Jika orang tua kita dan saudara kandung kita juga seiman, maka mereka pun akan melakukan hal yang sama. Kita akan semakin bersukacita karena berkumpul dan bertemu dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dan mulia, yaitu melakukan kehendak Bapa di Sorga. Jika kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan hidup dalam persaudaraan dalam Kristus.
Tetapi, sekali lagi, janganlah itu menjadi tujuan utama kita di dunia ini. Kita harus mengarahkan perhatian kita kepada kehidupan kekal. Itulah yang paling penting. Jika kita lebih mengarahkan perhatian kita kepada yang ada di dunia ini, maka kita akan bisa menjadi yang terakhir. Hal itu terjadi karena kita mungkin akan sering tersandung, sering jatuh bangun, sehingga jalan kita menjadi lambat. Marilah kita pusatkan perhatian kita dengan tujuan yang sebenarnya, yaitu kehidupan kekal, supaya kita bisa memandang jauh ke depan dan jalan kita lebih cepat. Hal-hal yang ada di dunia ini juga penting, tetapi jangan sampai mengubah prioritas kita.
Views: 29