Jelajah PB 129 (Markus 9:42-50)

Anak kecil yang dibawa oleh Yesus itu masih dijadikan contoh oleh-Nya ketika Yesus melanjutkan pengajaran-Nya kepada para murid. Yesus berkata bahwa siapa yang menyesatkan anak kecil yang percaya, lebih baik jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Pengajaran ini sangat penting, karena menyangkut tentang keselamatan. Bagi Tuhan, kita masuk sorga itu sangat penting. Sangat berat hukuman bagi orang yang menyesatkan orang.

Hukuman mengikat batu kilangan pada leher ini pernah dipakai oleh Zwingli, untuk menghukum tokoh-tokoh Anabaptis yang dianggap bidat olehnya pada saat itu. Sebenarnya ayat ini tidak mengajarkan untuk membunuh orang. Yesus ingin menekankan bahwa sangat besar hukuman bagi orang yang menyesatkan orang lain, karena menyangkut keselamatan kekal. Lebih baik kita memahami firman Tuhan terlebih dahulu dengan mantap, baru mengajar orang, karena resikonya sangat besar, jika ternyata pengajaran kita menyesatkan orang.

Jika tangan menyesatkan, penggallah tangan. Jika kaki menyesatkan, penggallah kaki. Jika mata yang menyesatkan, cungkillah mata. Ini adalah gambaran bahwa keselamatan jiwa itu sangat penting bagi Yesus. Semua yang tercatat di atas itu adalah gambaran pentingnya keselamatan bagi Yesus, bukan berarti serta merta kita melakukan pemenggalan atau pencungkilan secara fisik.

Yesus juga menggambarkan tentang siksaan di neraka. Disebutkan bahwa tempat itu ada ulat yang tidak mati dan api tidak padam. Yesus sudah mengatakannya, siksaan di neraka itu sangat mengerikan. Sangat beruntung jika kita ke Sorga, ada kehidupan kekal di sana.

Sekali lagi, Tuhan Yesus tidak sedang mengajarkan supaya kita potong tangan atau potong kaki atau cungkil mata. Tuhan juga tidak sedang mengajarkan supaya kita menenggelamkan orang ke sungai atau laut. Tuhan Yesus sedang mengajak kita untuk membandingkan, betapa ngerinya jika seseorang masuk neraka. Betapa untungnya jika seseorang bisa masuk sorga. Dengan demikian, kita harus mengejar kebenaran dengan sungguh-sungguh.

Setiap orang akan digarami dengan api. Api itu membakar. Sedangkan garam bisa membuat sesuatu menjadi awet. Pemberitaan Injil, kadang-kadang seperti api dan terkadang seperti garam. Api juga bisa memurnikan dan menyucikan. Orang-orang yang sudah terikat dengan dosa, akan lebih sulit untuk diselamatkan. Mereka memerlukan firman Tuhan yang seperti api, juga memerlukan firman Tuhan yang seperti garam, yang sanggup untuk membuat sesuatu tidak membusuk. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, tidak ada gunanya lagi. Tidak bisa diasinkan lagi.

Kita harus menjadi garam, yang bisa mengeluarkan rasa asing, supaya apa yang ada di sekeliling kita tidak membusuk. Dunia sekarang sedang menuju kepada pembusukan dan kerusakan. Pesan Tuhan Yesus kepada kita semua, kita juga harus selalu hidup berdamai dengan orang lain. Kita juga harus bisa membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar kita.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top