Jelajah PB 120 (Markus 8:22-28)

Kemudian Yesus sampai di Betsaida, dekat dengan danau Galilea. Di situ ada orang buta yang dibawa kepada Yesus. Mereka memohon kepada Yesus supaya Ia menjamah dia. Sepertinya orang buta ini sudah buta sejak lahir, sehingga dia tidak pernah melihat sama sekali. Di dalam peristiwa ini kita bisa melihat bahwa Tuhan Yesus tidak bisa diatur. Dia mempunyai wewenang, karena Dialah yang menciptakan alam semesta ini. Ketika orang ingin supaya Yesus menjamah orang buta ini, Yesus justru menyatakan mujizatnya dengan cara lain, dengan cara yang tidak lazim. Dikatakan bahwa Yesus meludahi mata orang itu.

Ketika hal itu sudah dilakukan oleh Yesus, orang tersebut berkata bahwa dia melihat orang tetapi nampak seperti pohon. Kemudian Yesus meletakkan tangan-Nya di mata orang tersebut, barulah orang itu dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sebenarnya tanpa melakukan itu semua, tanpa menjamah atau meludah, Yesus bisa menyembuhkan orang tersebut. Bahkan cukup berkata saja, orang itu pasti sembuh. Tetapi kenapa Tuhan Yesus melakukan itu semua? Sepertinya Tuhan Yesus mau orang ini mengalami proses, karena orang ini kemungkinan besar belum pernah melihat sama sekali. Tuhan tidak ingin mata orang tersebut melihat terang secara mendadak. Bukan berarti bahwa Tuhan Yesus tidak sanggup membuat mata orang tersebut langsung melihat. Tetapi sepertinya Tuhan Yesus mau kesembuhan yang dialami oleh orang tersebut berlangsung secara bertahap.

Setelah itu, Yesus bersama dengan para murid berangkat ke kampung-kampung, di sekitar Kaisarea Filipi. Ini adalah daerah utara dari danau Galilea. Di tengah perjalanan, Yesus bertanya kepada para murid tentang siapakah Yesus sebenarnya menurut kata orang. Yesus sudah tahu, banyak anggapan dan pandangan orang tentang Yesus. Tetapi dalam hal ini, Yesus sebenarnya ingin supaya para murid memahami dengan sungguh-sungguh, siapa Yesus sebenarnya. Yesus juga ingin melihat, sudah berapa banyak informasi yang para murid dapat, pandangan orang lain tentang pribadi Yesus. Ada orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Salah satunya adalah Herodes yang mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis yang sudah dipenggalnya, sekarang hidup kembali. Ada juga yang berkata bahwa Yesus adalah Elia. Ada juga yang berkata bahwa Yesus adalah seorang nabi.

Setelah itu, Yesus baru berkata kepada murid, supaya para murid memberitahu kepada Yesus, apa kata mereka tentang pribadi Yesus. Bagi Yesus, apa kata orang tentang diri-Nya tidak terlalu penting. Yang paling penting saat ini adalah, bagaimana tanggapan para murid tentang pribadi-Nya.

Iman adalah sesuatu yang bersifat sangat pribadi. Apa yang kita yakini benar, bukan sesuatu yang bisa dipaksakan oleh orang lain. Soal keyakinan rohani, bahkan orang tua pun tidak bisa memaksakan semua itu kepada anak. Apalagi kita tidak mempunyai hubungan kekeluargaan apapun. Kita sendiri yang bertanggungjawab penuh atas iman kita. Kita tidak bisa menyerahkan tanggungjawab itu kepada orang lain. Kita juga tidak bisa memaksakan orang untuk percaya dengan apa yang kita percaya. Makanan yang enak itu ditawarkan, bukan dipaksakan. Ketika saya memberitakan Injil, ketika saya berkhotbah, ketika saya mengirim renungan ini, ini adalah tawaran, bukan paksaan. Orang boleh membacanya, boleh juga tidak membacanya. Orang yang sudah membaca, boleh percaya, boleh juga tidak percaya. Jika mau, lakukanlah. Jika tidak mau, lewatkanlah, skip aja!

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top