Jelajah PB 119 (Markus 8:14-21)

Lalu, Yesus bersama dengan para murid pergi ke suatu tempat. Di dalam perahu mereka baru sadar bahwa para murid lupa membawa roti bekal. Dalam peristiwa ini, Yesus memberi peringatan kepada para murid supaya berjaga-jaga dan berawas terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Ternyata para murid masih tidak mengerti tentang apa yang dikatakan oleh Yesus. Mereka menyangka bahwa yang dikatakan Yesus berkaitan dengan roti yang lupa dibawa oleh mereka.

Ragi menggambarkan tentang pengajaran dan pengaruh. Ragi itulah yang mempengaruhi gandum, sehingga menjadi adonan yang mengembang. Demikian juga, pengajaran yang kita dengar, sedikit banyak akan mempengaruhi kita. Yang perlu kita catat, Tuhan Yesus tidak pernah mengumpamakan pengajaran-Nya sebagai ragi. Pengajaran Yesus selalu diumpamakan sebagai benih. Benih yang ditabur ke tanah, benih yang ditaruh di dalam hati orang. Sedangkan pengajaran dan pengaruh yang buruk selalu diumpamakan oleh Tuhan Yesus dengan ragi.

Karena ketidakfahaman dan kedegilan hari para murid, maka Yesus kembali lagi mengingatkan tentang mujizat yang pernah dilakukan-Nya, yaitu memberi makan kepada banyak orang. Yesus ingin menjelaskan bahwa seharusnya tidak ada kekhawatiran mereka kekurangan makanan, karena Yesus bisa menyediakan makanan setiap saat. Dari apa yang diperbincangkan oleh para murid, kita bisa mengetahui bahwa hati para murid masih terombang-ambing. Sebentar mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi sebentar kemudian mereka mulai ragu-ragu akan semua yang sudah mereka dengar dan mereka lihat.

Memang banyak orang yang tidak bisa percaya akan hal tersebut. Murid-murid Yesus saja pun sulit untuk mempercayai hal tersebut sepenuhnya, bahkan ketika mereka masih bersama-sama dengan Yesus. Terkadang mereka sangat yakin bahwa Yesus adalah Mesias, terutama pada saat mereka bisa melihat dan merasakan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Tetapi kemudian mereka terombang-ambing kembali karena mereka mengingat akan asal usul Yesus Kristus serta perkataan Yesus bahwa Dia harus mati. Tetapi ketika peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, serta peristiwa kedatangan Roh Kudus, mereka menjadi percaya Yesus dengan sungguh-sungguh dan mantap. Mereka mempunyai dasar yang kuat untuk menjadi saksi Yesus Kristus, berani mengabarkan Injil dengan penuh sukacita.

Apa yang mereka alami pada saat itu, dituliskan bagi kita, menjadi kesaksian yang hidup. Kita bisa melihat dan membaca bahwa Alkitab dengan jujur menulis semua itu. Kita juga bisa belajar banyak dari apa yang pernah dialami oleh para murid. Mereka pernah tergoncang, tetapi mereka tetap percaya kepada Yesus sampai kesudahannya.

Hari ini kita percaya kepada Yesus Kristus, bukan karena melihat langsung apa yang dilakukan oleh Yesus. Kita tidak pernah bertemu dengan Yesus. Tetapi kita percaya kepada Yesus karena kesaksian para rasul, yang dituliskan dengan ilham Roh Kudus melalui Alkitab yang saat ini berada di tangan kita masing-masing. Kita juga bisa membaca kesaksian para nabi yang menubuatkan banyak hal. Nubuatan itu bahkan sudah banyak digenapi. Kita tahu lengkap semuanya itu melalui Alkitab. Jika pada saat ini, kita memberitakan Injil dan orang tidak percaya kepada kita, sesungguhnya mereka juga tidak percaya kepada kesaksian para rasul dan nabi.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top