Jelajah PB 116 (Markus 7:18-27)

Ternyata apa yang diajarkan oleh Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat yang datang kepada Yesus, juga belum dimengerti oleh para murid. Karena itulah, sesudah mereka menyingkir dari orang banyak, para murid bertanya kembali tentang arti perumpamaan yang sudah disampaikan oleh Yesus.

Sejak Yesus tiba di dunia, maka semua orang boleh makan apa saja. Meskipun demikian, tentu ada batasannya. Hal itu dikatakan oleh Paulus di dalam 1 Korintus 6:12, supaya kita memakan makanan yang berguna. Di ayat 19, Yesus juga memberikan penjelasan bahwa semua makanan halal, bisa dimakan. Sebenarnya, tidak ada makanan yang membuat orang yang memakannya menjadi najis. Yang menajiskan orang bukan makanan, karena makanan tidak masuk ke hati, tetapi ke dalam perut, lalu dibuang di jamban. Yang membuat orang najis adalah yang keluar dari dalam mulut. Yang keluar dari mulut itu berasal dari hati, yaitu pikiran jahat, pikiran cabul, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Itulah yang tidak benar, yang menajiskan orang.

Setelah itu, Yesus berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyendiri. Tetapi ternyata, ada juga orang yang tahu bahwa Yesus ada di situ. Dia adalah seorang ibu yang anaknya perempuan sedang kerasukan roh jahat. Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki Yesus. Ibu ini seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Sungguh di luar dugaan, ternyata Yesus memberikan jawab yang secara manusia “tidak mengenakkan” untuk di dengar. Apa sebenarnya maksud Tuhan Yesus dengan semua ini?

Untuk mengerti tentang perkataan Yesus ini, kita harus melihat kembali bagaimana posisi bangsa Yahudi dan non-Yahudi di hadapan Tuhan pada saat itu. Jika kita melihat kembali kitab Perjanjian Lama, kita mendapatkan informasi yang banyak tentang hal itu. Bangsa Yahudi dibentuk oleh Tuhan secara khusus, dari seorang bapa yang sangat beriman, yaitu Abraham. Sedangkan orang-orang lain di zaman Abraham sudah menyimpang jauh dari kebenaran. Semua bangsa lain, sebenarnya sudah lebih rendah dari anjing, karena sudah membangkang dan menjauh dari Tuhan. Nenek moyang kita (non-Yahudi) sudah menentang Tuhan, bahkan sudah menjadi musuh Tuhan. Mereka sengaja melakukan hal-hal yang tidak benar. Mereka sama sekali tidak mau berbakti kepada Tuhan. Tetapi ada satu orang yang berbeda dan hidup di dalam Tuhan, yaitu Abraham. Dari dia, Tuhan mendirikan satu bangsa, melalui anak perjanjian-Nya yaitu Ishak.

Melalui Ishak, kemudian Yakub, Tuhan mendirikan bangsa yang dipakai untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, serta menjadi jalur kedatangan Mesias. Melalui Yakub, dibangunlah satu bangsa, yang kemudian diperbudak selama empat ratus tahun di Mesir. Selama empat ratus tahun itu, bangsa Israel dipersiapkan untuk menerima tugas untuk memelihara ibadah simbolik yang menunjuk kepada sang Juruselamat yang akan datang, yang akan menanggung dosa seluruh isi dunia, di atas kayu salib. Saat sang Juruselamat datang, maka semua bangsa di muka bumi ini akan mendapat berkat, terutama bangsa Yahudi.

Sang Juruselamat ini akan datang dari keturunan Daud. Dialah yang akan memerintah di atas tahta Daud, bukan hanya memerintah kerajaan Daud, tetapi memerintah kerajaan seluruh dunia. Yesus datang ke dunia untuk menggenapi janji tersebut, terutama kepada orang Yahudi.

Views: 35

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top