Jelajah PB 85 (Matius 27:11-31)

Yesus Kristus dihadapkan kepada Pilatus, sebagai wakil dari pemerintah Romawi. Wali negeri itu langsung bertanya kepada Yesus tentang raja orang Yahudi. Yesus menjawab dengan jawaban yang sama yang diberikan kepada Imam Besar. Imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi juga menghadap Pilatus dan melontarkan banyak tuduhan untuk membenarkan tuntutan mereka bahwa Yesus harus dijatuhi hukuman mati. Dalam posisi tersebut pun Tuhan Yesus tidak menjawab tuduhan mereka. Wali negeri itu sangat heran dengan perilaku Yesus, karena biasanya orang yang dituduh pasti akan sekuat tenaga membantah tuduhan tersebut. Normalnya, orang yang dituduh akan mencari pembelaan dan berusaha untuk membenar-benarkan diri.

Tuhan Yesus sengaja melakukan semua itu untuk menggenapkan nubuatan kitab Perjanjian Lama. Dia adalah Anak Domba Allah yang sedang dibawa dan akan ditaruh di atas mezbah persembahan untuk menanggung dosa seisi dunia. Pilatus dan banyak orang yang ada di situ tidak memahami tentang kebenaran tersebut. Mungkin bukan hanya Pilatus yang heran, orang-orang zaman sekarang yang tidak mengerti kebenaran itu pun akan keheranan, mengapa Tuhan Yesus tidak melawan pada saat itu. Padahal Tuhan Yesus mampu untuk keluar dari siksaan salib itu.

Pilatus sadar bahwa Yesus sebenarnya tidak bersalah dan dia berusaha melepaskan Yesus. Karena itulah Pilatus mengikuti kebiasaan orang Yahudi untuk melepaskan tahanan sebagai hadiah bagi bangsa Yahudi yang sedang merayakan hari raya. Mereka bisa memilih siapa saja yang ingin dibebaskan. Biasanya mereka akan memilih orang yang mereka anggap paling tidak bersalah atau yang dianggap dihukum dengan tuduhan palsu. Karena itu Pilatus memakai usaha terakhir untuk berusaha melepaskan Yesus dari hukuman mati dengan cara memberi pilihan antara Yesus Kristus dengan Yesus Barabas. Yesus Barabas adalah seorang yang sangat terkenal kejahatannya. Pilatus bermaksud supaya bangsa Israel merasa ngeri sehingga tidak memilih Yesus Barabas untuk dibebaskan dan supaya Yesus Kristus bisa bebas dari tuduhan.

Ternyata kedengkian bisa menguasai manusia sedemikian rupa, sehingga mereka meminta Yesus Barabas yang dilepaskan. Pilatus tetap harus bertanggungjawab untuk memutuskan, meskipun dia melakukan cuci tangan sebagai tanda tidak mau ikut campur. Akhirnya mereka melepaskan Yesus Barabas dan menuntut Yesus Kristus untuk disalibkan. Ketika manusia sudah tidak memakai akal sehat, mereka bisa dipakai oleh Iblis untuk urusan apapun juga.

Akhirnya penderitaan Yesus dimulai. Para serdadu Romawi sudah siap, mereka mengelilingi Yesus dan mengolok-olok dan mentertawai Dia. Mungkin mereka mengolok-olok bahwa Dia adalah Raja yang harus diberi mahkota. Karena itu mereka menganyam sebuah mahkota duri dan memakaikannya di kepala-Nya. Kepala yang memikirkan kebaikan manusia, memikirkan bagaimana menyelamatkan manusia yang berdosa, kepala itulah yang ingin mereka hancurkan. Pencipta langit, bumi dan segala isinya, datang kepada ciptaan-Nya untuk membebaskan ciptaan-Nya dari dosa, tetapi juga dianiaya oleh ciptaan-Nya. Mereka tidak menolong rencana Tuhan untuk penyaliban Yesus. Mereka melakukan itu atas kehendak bebas mereka dengan kedengkian dan tindakan yang di luar nalar manusia.

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top