Jelajah PB 84 (Matius 27:1-10)

Setelah Tuhan Yesus diperhadapkan dengan Imam Besar, sebagai wakil dari seluruh bangsa Yahudi, Imam Besar memberikan hukuman mati kepada Yesus. Ini adalah hukuman yang bersifat agamawi. Pada saat itu bangsa Yahudi sedang dalam posisi dijajah oleh bangsa Romawi. Mereka tidak boleh melaksanakan hukuman mati tanpa seizin dari wakil pemerintahan Romawi yang sedang menjajah mereka. Karena itu, mereka mengirim Tuhan Yesus kepada Pilatus. Pilatus adalah wali negeri atau gubernur, wakil dari pemerintahan Romawi. Tuhan Yesus sebenarnya bisa menyelamatkan diri. Tetapi Dia lebih memilih untuk taat, membiarkan Diri-Nya dibawa ke Pilatus, untuk mendapatkan hukuman secara negara. Yesus bagaikan domba yang dibawa ke atas mezbah persembahan.

Ketika Yesus tidak melawan penangkapan-Nya, maka menyesallah Yudas yang melihat semua itu. Karena itu Yudas berusaha untuk membatalkan kontraknya. Dia merasa bersalah karena telah menyerahkan darah orang yang tidak bersalah. Tetapi para imam kepala dan tua-tua tidak peduli dengan perkataan Yudas. Yudas sangat merasa bersalah. Kelihatannya Yudas belum memahami secara benar bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Kita sendiri tidak tahu apa yang ada di dalam hati Yudas. Mungkin yang Yudas ketahui, Yesus hanyalah seorang yang hebat yang bisa menyelamatkan diri dari perkara tersebut. Yudas merasa bersalah bukan karena telah menyerahkan Mesias, tetapi karena telah menyerahkan darah orang yang tidak bersalah. Artinya, Yudas telah menjual seseorang.

Yudas melemparkan uang perak itu dan pergi menyesali kesalahannya dengan cara menggantung diri. Orang percaya tidak boleh melakukan hal ini, tidak boleh melakukan tindakan bunuh diri, apapun alasannya. Bunuh diri untuk hal yang menurut kita positif saja tidak boleh, karena tidak ada seorang pun yang berhak untuk mengakhiri hidupnya sendiri.  Mengakhiri hidup itu adalah wewenang Tuhan. Orang yang bunuh diri adalah orang yang membunuh (pembunuh) dan tidak sempat bertobat. Apapun kesusahan yang kita hadapi, bunuh diri bukan solusi. Berdoalah meminta kekuatan dari Tuhan supaya bisa menghadapi kesusahan. Tidak ada dosa dan penyesalan yang tidak diampuni oleh Tuhan, ketika kita minta ampun kepada-Nya. Kesusahan, dosa dan penyesalan yang diampuni, bisa menjadi kesaksian bagi orang lain.

Akhirnya uang itu dipakai untuk membeli tanah pekuburan bagi orang asing. Tanah itu adalah tanah Tukang Periuk, yang jauh dari perkotaan. Hal tersebut menggenapkan apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi Yeremia (Yeremia 29:9-10) dan Zakaria 11:12-13).

Views: 15

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top