Jelajah PB 43 (Matius 15:21-28)

Yesus kemudian menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (Libanon). Sampai saat ini, kota ini masih ada dan namanya masih sama. Mungkin, yang membuat pembaca Alkitab bisa heran membaca perikop ini, karena seolah-olah Tuhan Yesus mengabaikan perempuan Kanaan yang berseru kepada-Nya. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang maha tahu, Dia pasti tahu apa yang kemudian akan terjadi. Dia mengabaikannya dan perempuan itu berteriak terus. Perempuan itu mengikuti terus, sehingga sedikit agak mengganggu. Sampai murid-murid Yesus meminta kepada-Nya untuk menyuruh perempuan tersebut pergi.

Yesus kemudian berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Jika kita mengetahui rencana Tuhan secara keseluruhan, ketika hukum Taurat diturunkan, Tuhan membangun sebuah bangsa untuk menjadi saksi bagi semua bangsa di muka bumi ini. Hal itu dilakukan supaya semua bangsa di bumi ini menantikan sang Juruselamat. Sang Juruselamat itu akan dikirimkan melalui keturuna suku Yehuda dan dari keturunan Daud. Ketika sang Juruselamat ini tiba, maka semua bangsa di bumi ini akan mendapat berkat dan diselamatkan, ketika mereka beriman dan percaya kepada Juruselamat tersebut. Juruselamat itu akan memerintah Israel dan semua bangsa di bumi. Hal itu akan terjadi, dengan syarat, jika orang Yahudi secara nasional menyambut-Nya. Jika hal itu tidak terjadi, maka rencana itu akan dialihkan kepada bangsa lain juga. Lalu tugas sebagai “tiang penopang dan dasar kebenaran” akan dialihkan dari bangsa Yahudi ke jemaat lokal. Karena bangsa Yahudi secara nasional menolak Yesus sebagai Juruselamat dan Mesias, maka saat ini jemaatlah yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.

Yesus sebenarnya bukan mengabaikan perempuan Kanaan tersebut. Karena, jika orang Yahudi pada saat itu menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Mesias, maka secara otomatis bangsa lain termasuk Kanaan juga akan mendapat berkat. Apa yang diinginkan oleh perempuan Kanaan itu juga pasti terpenuhi. Tetapi melalui peristiwa ini, Yesus ingin memperlihatkan bahwa ternyata orang-orang Yahudi tidak beriman kepada-Nya, tetapi justru bangsa lain yang percaya kepada-Nya. Karena itulah Yesus membiarkan perempuan ini berteriak-teriak, lalu Yesus memberikan pernyataan yang kelihatannya agak memojokkan.

Di ayat 26 adalah ungkapan Yesus yang lebih memojokkan lagi. Ungkapan-ungkapan yang Yesus katakan dipakai Yesus untuk memperlihatkan kepada para murid, bagaimana perempuan Kanaan ini sangat percaya kepada Yesus, meskipun dipojokkan seperti itu. Ternyata perempuan tersebut benar-benar dan sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Seharusnya para murid mengerti akan hal itu. Bangsa lain saja sudah sangat percaya bahwa Yesus adalah Mesias, namun bangsa Yahudi yang dipercayakan oleh Tuhan sebagai pemberita kebenaran justru tidak menerima-Nya. Orang Farisi dan ahli Taurat yang seharusnya memelihara firman Tuhan yang dititipkan, tetapi justru mereka malah yang menghancurkan firman Tuhan. Yesus memperlihatkan ada perempuan yang sederhana dari bangsa lain, tetapi justru ia sangat percaya kepada Yesus.

Perempuan ini bahkan rela menempatkan dirinya dalam posisi anjing. Kerendahan hati adalah hal yang sangat perlu di hadapan Tuhan. Dalam hal ini banyak orang berkata bahwa Tuhan Yesus terlalu merendahkan perempuan ini. Seharusnya kita sadar, bahwa di hadapan Tuhan, manusia yang jatuh ke dalam dosa itu sebenarnya jauh lebih rendah dari anjing. Siapakah manusia yang patut meninggikan dirinya di hadapan Tuhan? Siapa yang berani mengatakan bahwa Tuhan terlalu memandang rendah kita? Kita adalah orang yang sudah berlumuran dosa. Siapa manusia yang berani berkata kepada Tuhan bahwa Tuhan sedang menghina kita? Apakah kita mau meninggikan diri di hadapan Tuhan?

Perempuan ini merendahkan hati dan dirinya di hadapan Tuhan. Perempuan ini adalah perempuan yang berbahagia, karena dia dijadikan contoh untuk mengajarkan iman kepada murid-murid Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus langsung menyembuhkan anaknya tanpa perlu pergi menjamah anaknya.

Banyak orang saat ini bersalah sangka. Mereka berkata jika saya beriman maka semua yang saya kehendaki pasti terjadi. Tidak selalu seperti itu. Semua yang Yesus lakukan mempunyai tujuan. Jika kita membaca dengan baik renungan ini dari atas, kita bisa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di balik mujizat yang Tuhan Yesus lakukan.

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top