Ayat diatas yang sudah kita baca tidak bisa dipahami jika kita tidak bisa memahami Lukas 16:16 dengan baik. Lukas 16:16 dikatakan “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang mengagahinya berebut memasukinya.” Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini lebih mudah dipahami “Hukum yang diberikan oleh Musa dan ajaran nabi-nabi, tetap berlaku sampai pada masa Yohanes Pembaptis. Sejak waktu itu Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja diberitakan terus. Dan orang memaksakan diri untuk menjadi anggota umat Allah.” Seseorang harus paham bahwa Perjanjian Lama masih menggunakan ibadah simbolik, lahiriah, jasmaniah dan ritualistik. Ibadah simbolik itu dibangun untuk mengantar manusia kepada janji Tuhan akan kirim Juruselamat, supaya mereka diingatkan terus. Janji Tuhan akan datangnya Juruselamat terdapat dalam Kejadian 3:15. Juruselamat disimbolkan dengan domba dan acara-acara ritualistik lainnya yang menggunakan simbol. Kitab Perjanjian Lama berisikan simbol-simbol.
Di dalam Perjanjian Lama, orang-orang Yahudi diharuskan untuk berdoa menghadap ke Yerusalem. Hal itu bukan karena di Yerusalem adalah tempat untuk pantulan doa. Tetapi karena Tuhan ingin mengingatkan kepada manusia bahwa keselamatan berasal dari Yerusalem, kemudian dipancarkan dan diberitakan ke Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Di dalam Perjanjian Lama dan masa zaman ibadah simbolik, Tuhan menggunakan banyak simbol, seperti daging babi serta binatang yang berkuku belah tetapi tidak memamah biak dinyatakan najis. Yang diutamakan pada zaman ibadah simbolik adalah kesucian jasmaniah (badan). Setelah Tuhan Yesus tiba dan Yohanes sudah menunjuk kepada-Nya sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia, maka sebenarnya yang disimbolkan sudah tiba. Ketika yang disimbolkan tiba, maka selesailah tugas ibadah simbolik dan semua perangkatnya. Karena Hakikatnya sudah tiba, maka selesailah semua yang simbolik. Saatnya manusia memasuki zaman penilaian kesucian hati, bukan lagi kesucian badan. Sejak saat itu, manusia boleh makan apa saja, asal yang berguna (1 Korintus 6:12). Makanlah yang berguna, tetapi jangan makan atau minum atau menghisap sesuatu yang bisa memperhamba kita (mengikat atau membuat kecanduan/ketagihan). Termasuk merokok, bukanlah sikap orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya Yesus.
Dari awal ketika Tuhan Yesus memulai pelayanan, Dia sudah menyerukan kesucian hati. Itu yang paling utama dan penting. Saat itu orang Farisi dan ahli Taurat datang dari Yerusalem ke sekitar Galilea menemui Yesus. Sepertinya ada yang mengutus mereka. Mereka mengecam Yesus dan murid-murid-Nya karena tidak mencuci tangan sebelum makan. Hal itu dianggap melanggar adat istiadat nenek moyang Israel. Yesus juga berkata kepada mereka bahwa mereka juga telah melanggar adat istiadat. Demi keuntungan, mereka melanggar adat istiadat. Orang Farisi dan ahli Taurat mengajarkan kepada orang-orang Yahudi supaya memberikan persembahan banyak-banyak, dan tidak perlu merawat orang tua mereka. Padahal dengan jelas hukum Taurat berkata “Hormatilah ayahmu dan ibumu.”
Tuhan ingin menegaskan, bagi orang Kristen, memelihara dan merawat orang tua adalah hal yang wajib. Karena waktu kecil, kita dirawat oleh mereka, gantian setelah mereka tua, kita sebagai anak yang harus merawatnya. Ada porsi untuk kita merawat orang tua dan ada porsi kita untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Tuhan Yesus juga menegaskan dan membenarkan nubuatan Yesaya tentang orang Farisi dan ahli Taurat di ayat 7-9. Bangsa Yahudi hanya memuliakan Tuhan lewat bibir saja, tetapi hatinya jauh dari Tuhan.
Views: 21