Tuhan berkata kepada para rasul bahwa mereka diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. Artinya, mereka betul-betul akan bergantung pada kemurahan Tuhan, agar mereka tidak diterkam oleh serigala. Karena memang tidak ada serigala yang tidak suka memakan domba. Domba pasti juga akan ketakutan ketika berada di tengah-tengah serigala. Karena itu para rasul diharuskan untuk cerdik seperti ular (bukan licik seperti ular) dan tulus (tidak membahayakan / tidak berbisa) seperti merpati. Orang Kristen memang harus cerdik, tetapi tidak menggunakan cara-cara kekerasan. Orang Kristen tidak pernah mendapatkan pengajaran untuk menghalalkan segala cara. Tujuan yang mulia harus diperoleh dengan jalan atau cara yang mulia juga. Inilah prinsip yang diberikan oleh Tuhan kepada para rasul dan kepada orang-orang Kristen seperti kita pada saat ini.
Tuhan juga mengingatkan kepada para rasul untuk waspada kepada semua orang, terutama kepada mereka yang sepertinya sok suci dan taat beribadah. Majelis agama adalah orang-orang yang dihormati sebagai pemimpin agama. Tetapi ternyata mereka bisa berbuat sangat jahat. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan, bahkan membunuh orang yang tidak bersalah demi tujuan agama mereka.
Yesus sudah terlebih dahulu memberitahukan bahwa oleh karena nama-Nya, para rasul akan mengalami penganiayaan di hadapan para penguasa. Jika para rasul ditangkap atau disesah dan di bawa ke pengadilan, mereka tidak perlu mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Karena Roh Kudus yang akan memberitahu ide dan jawaban yang harus dikatakan. Bukan berarti kalau kita mau menyampaikan renungan atau khotbah, kita tidak perlu mempersiapkan diri atau bahwa tidak perlu belajar atau sekolah Alkitab. Ayat ini tidak berkata demikian. Di dalam 2 Timotius 2:2 dikatakan bahwa ada proses belajar mengajar yang perlu dilakukan. DI dalam Kisah Para Rasul 19 juga dijelaskan bahwa rasul Paulus juga mempunyai sekolah Teologi di kota Efesus (ayat 9). Kita tidak perlu mempersiapkan kata-kata ketika ditangkap, bukan pada saat mau menyampaikan pengajaran firman Tuhan.
Di ayat 21 menjelaskan bahwa Yesus sudah mengantisipasi mereka sebelum mereka memasuki masa penganiayaan besar. Penganiayaan besar itu tidak masuk akal manusia. Begitu jahatnya keadaan tersebut sampai anggota keluarga bisa membunuh anggota keluarga yang lain. Kita tidak bisa membayangkan, bagaimana berat dan kerasnya penganiayaan besar yang akan terjadi. Jika kita bisa bertahan sampai pada kesudahannya, maka kita akan selamat.
Tuhan berpesan kepada para rasul supaya tidak takut. Mereka harus memberitakan Injil Kerajaan itu kepada semua orang. Apa yang disampaikan di dalam gelap harus dikatakan di dalam terang. Apa yang disampaikan oleh Yesus secara pribadi kepada para murid, harus disampaikan kepada semua orang secara umum. Hal itu harus disampaikan secara terang-terangan, tidak dengan sembunyi-sembunyi. Yesus juga berpesan kepada mereka supaya mereka tidak takut kepada orang-orang yang bisa membunuh tubuh. Mereka harus takut kepada Tuhan yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Tuhan mau supaya murid-murid-Nya tenang, sehingga Yesus memberitahu bahwa tidak akan ada yang terjadi di luar kehendak Tuhan. Burung pipit yang harganya sangat murah pun tidak akan jatuh jika Tuhan tidak mengizinkannya. Para murid jauh lebih berharga dari burung pipit. Bapa di Sorga tahu detail terhadap manusia. Artinya, Tuhan tidak akan membiarkan para murid sendirian. Dia akan beserta dengan orang-orang percaya yang memberitakan Injil. Apapun yang terjadi pada kita karena kita memberitakan Injil, Tuhan tahu. Yesus ingin menyampaikan tentang ke-mahatahu-an Bapa, sehingga anak-anak Tuhan dan murid-murid Yesus tidak perlu merasa diabaikan atau tidak disertai oleh Tuhan.
Kita tidak boleh memberitakan Injil dengan cara kekerasan. Tujuan yang mulia harus berproses dengan cara yang mulia juga. Ayat 32-33 adalah aturan yang diberikan oleh Tuhan. Jika kita menambut Yesus, maka Yesus akan menyambut kita di hadapan Bapa. Kalau kita menyangkal Yesus, maka Yesus pun akan menyangkal kita di hadapan Bapa. Tuhan tidak bisa menyangkal Diri-Nya, Dia tidak bisa tidak setia. Tetapi dia akan setia kepada janji-Nya sendiri. Dia setia kepada perkataan-Nya. Janji-Nya, orang yang menyangkal-Nya akan disangkal-Nya juga. Orang yang menerima-Nya akan diterima-Nya, itu janji-Nya (bandingkan dengan 2 Timotius 2:11-13).
Views: 569