Yesus Menyembuhkan Orang Sakit (Jelajah PB 25)

Matius 9:18-38

Yesus masih di sekitar danau Galilea, ketika seorang kepala rumah ibadat (di dalam Injil Lukas disebutkan namanya Yairus) datang kepada Yesus untuk meminta membangkitkan anaknya yang perempuan. Hal ini memperlihatkan betapa besarnya iman Yairus kepada Yesus Kristus. Untuk menunjukkan Diri-Nya sebagai Mesias, Yesus tidak perlu berteriak-teriak memberitahukan bahwa Diri-Nya adalah Mesias. Dia cukup membuat mujizat, supaya nubuatan para nabi tergenapi. Jika orang-orang tersebut percaya bahwa Yesus adalah Mesias, maka mereka akan menerima pengampunan dosa dan sekaligus akan mendapatkan kesembuhan jasmani juga.

Kepala rumah ibadat ini anaknya sudah meninggal, tetapi dia tetap datang kepada Yesus dan dengan sangat yakin dia percaya bahwa Yesus bisa menghidupkan kembali anaknya. Dalam perjalanan menuju rumah Yairus, ada seorang ibu yang mengalami pendarahan selama 12 tahun. Ibu ini pasti tidak mau memberitahukan kepada orang-orang tentang penyakitnya. Maka, dia hanya berbicara di dalam hatinya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Ibu ini juga yakin bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat.

Setelah Yesus membuktikan Diri-Nya Mesias lalu Dia kembali ke Sorga, semua pembuktian tentang Yesus adalah Mesias sudah tertulis dalam Alkitab kita saat ini. Yesus sudah membuktikan semua itu, tugas kita untuk menceritakannya dan menyaksikannya kepada orang yang belum percaya kepada Yesus.

Ketika melihat ibu yang pendarahan 12 tahun bisa sembuh, maka Yairuspun pasti makin mantap menuju ke rumahnya. Sampai dirumahnya, didapati banyak orang-orang yang sudah mempersiapkan upacara kedukaan. Di rumah itu ramai dengan peniup-peniup seruling dan penghibur-penghibur. Bukan tanpa alasan jika Yesus melihat anak yang mati itu sedang tertidur. Bagi Tuhan, orang-orang yang selamat, ketika mereka meninggal, dianggapnya sebagai tidur. Sedangkan orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya dan tidak diselamatkan, dianggap orang itu mati padahal masih hidup secara jasmani. Maka jelaslah Yesus mengatakan di dalam Matius 8:22 bahwa biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.

Orang buta pun mendengar kabar tentang Mesias (ayat 27). Maka orang buta itu pun berseru bahwa Yesus adalah anak Daud. Artinya mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan akan lahir sebagai keturunan Daud. Bagi mereka, hanya Mesias yang bisa melakukan mujizat yang luar biasa itu. Maka ketika Yesus bertanya, “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” dan mereka menjawab, “Percaya”, itulah iman mereka kepada Mesias.

Setelah mereka sembuh, mengapa Yesus melarang mereka memberitakan tentang mujizat itu? Supaya Yesus jangan sampai terlalu terkenal dan dianggap pemberontak oleh penjajah Romawi, sebelum semua nubuatan tentang Dia tergenapi. Yesus harus melakukan banyak hal sebelum penyaliban, harus mengajar dan meletakkan dasar Perjanjian Baru. Dia harus memberikan amanat agung, disiplin tentang kejemaatan dan banyak hal yang lain, supaya jemaat atau gereja bisa dipersiapkan dengan baik untuk memberikan kesaksian tentang Injil ke seluruh dunia.

Ketika Yesus menyembuhkan orang bisu, orang Farisi mulai iri, karena popularitas mereka mulai berkurang. Karena iri, maka orang Farisi menutup diri kepada kebenaran yang sedang diajarkan oleh Yesus. Orang-orang yang iri, yang hatinya sedang tidak beres, akan susah untuk membuka diri kepada kebenaran. Melihat banyak orang yang menuju pada kebinasaan, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. Ini adalah panggilan bagi murid-murid dan kita semua untuk memiliki belas kasihan yang demikian. Tuhan ingin supaya kita juga bisa melihat kebinasaan orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus. Tuaian banyak tetapi pekerja sedikit. Orang yang menuju kebinasaan sangat banyak, mereka perlu mendengar berita Injil. Tetapi ternyata tidak banyak orang yang mau ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top