Waktunya Melakukan Kebaikan

Pengkhotbah 3:1-13

Menurut Pengkhotbah 1:1, kitab Pengkhotbah ditulis oleh raja Salomo, anak Daud, raja di Yerusalem. Salomo adalah seorang raja yang mempunyai hikmat lebih daripada semua orang yang ada di muka bumi ini. Dia juga mempunyai pengalaman yang sangat banyak dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Ada banyak pengalaman hidupnya, bertemu dengan berbagai situasi dan kondisi. Kekayaan, kejayaan, kekuasaan, kemasyuran, sampai kepada penderitaan dan kepedihan hati pernah dialami oleh raja Salomo.

Menarik untuk kita cermati dan pelajari bahwa orang yang penuh pengalaman hidup tersebut mengawali tulisannya dengan nada pesimis, yaitu kesimpulan bahwa semuanya adalah kesia-siaan belaka. Tidak ada hal yang baru di bawah matahari ini, hikmat dan pengetahuan seperti usaha menjaring angin. Apapun yang diusahakan dalam hidup ini, yang dilakukan tanpa takut dan melibatkan Tuhan, akan berakhir dengan sia-sia.

Segala sesuatu ada waktunya. Salomo sudah mengalami dan melewati semuanya itu. Dia juga melihat pengalaman hidup dari sesamanya pada masanya. Bagi Salomo, ketika hidup di dunia, itu adalah kesempatan bagi dia untuk melakukan kebaikan yang menyenangkan hati sesamanya, terlebih hati Tuhan. Ketika Salomo melihat segala sesuatu yang dia alami dan lewati, akhirnya dia menyimpulkan bahwa segala sesuatu indah (tepat dan pas). Tuhan telah menyediakan hidup dalam kekekalan, meskipun tidak semua orang bisa dnegan mudah menyelami dan menyadari pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan dari awal sampai akhir.

Bagi Salomo, tujuan dari semua kehidupan yang ada di dunia adalah supaya manusia takut kepada Tuhan. Artinya manusia seharusnya mengandalkan Tuhan dalam hidup ini, karena tanpa Tuhan dalam kehidupan ini, maka sia-sialah segala sesuatu yang diusahakan dan dilakukan oleh manusia. Bisa saja kelihatan berhasil di awal, tetapi lenyap tanpa bekas.

Yakobus 4:13-14
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Apa yang bisa kita lakukan sekarang, di tahun 2021 ini?

Pertama, apapun yang kita alami dalam hidup ini, kita harus terus belajar memahami bahwa Tuhan selalu ada dalam kondisi apapun, termasuk kondisi terendah sekalipun. Ia menghibur dan menguatkan kita untuk melewati setiap badai dalam kehidupan ini. Datang dan carilah pertolongan dari pada-Nya, karena pertolongan dari dunia ini tidak akan bertahan lama.

Kedua, mari pergunakan waktu dan kesempatan kita dengan bijak. Lakukanlah kebaikan dengan orang-orang yang kita jumpai. Waktu ini adalah waktu yang terbaik untuk Tuhan, untuk melakukan segala sesuatu yang positif, bermakna dan berguna. Persembahkanlah seluruh kehidupan kita, kehidupan yang berdampak, yang menghasilkan buah-buah yang baik, yang manis dan sedap didengar.

Ketiga, hidup takut akan Tuhan adalah hidup yang mau dan siap untuk mengasihi Tuhan dengan tulus. Kita harus menyadari bahwa kita tidak akan dapat membalas cinta kasih Tuhan yang telah mengirim Anak-Nya yang tunggal, yang telah memberikan keselamatan bagi kita umat yang berdosa ini. Lakukanlah kasih dan kebaikan untuk kehormatan nama-Nya.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top