Setia Dari Perkara Kecil

Kejadian 39:1-6; Lukas 16:10a

Mungkin kita pernah mendengar, ada pepatah Tiongkok kuno yang mengatakan, “perjalanan ribuan mil, dimulai dari satu langkah.” Pepatah ini menggambarkan bahwa gerakan atau perjalanan yang panjang, diperlukan keberanian untuk memulai dengan satu gerakan atau satu langkah. Kita tidak bisa meremehkan satu langkah kecil, karena hal itu menjadi awal untuk langkah lain yang lebih besar dan lebih panjang.

Kita sebenarnya juga tahu bahwa semua hal besar dimulai dari hal kecil. Hal itu juga berlaku di dalam hal kesetiaan. Di mana pun juga berlaku bahwa kita akan dipercayakan hal-hal besar, jika kita dapat melakukan dan menunjukkan kesetiaan dari hal kecil. Seringkali kita bosan dengan hal-hal kecil. Kita menganggap bahwa itu tidak penting, sehingga kita tidak setia melakukannya. Kita seringkali melihat keberhasilan orang lain, tetapi tidak mau melihat proses dari keberhasilan orang itu.

Hari ini, kita belajar dari kisah dan pengalaman Yusuf. Ia adalah orang yang setia, yang mau mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Dalam perjalanan hidupnya, Yusuf banyak mengalami penderitaan. Memang awalnya dia sepertinya mendapatkan kasih sayang yang sangat banyak dari ayahnya, yaitu Yakub. Tetapi dia juga mendapatkan tekanan dan bully dari sebagian besar saudaranya. Di satu sisi dia dikasihi, tetapi di sisi lain dia mengalami banyak tekanan. Sampai pada akhirnya dia mengalami kekerasan fisik dan mental.

Pada saat Yusuf berada di rumah Potifar, dia melakukan pekerjaan yang sangat hina, yaitu menjadi budak. Dia melakukan pekerjaan kecil dan kasarnya dengan setia. Dia melakukan itu dengan sukacita. Karena dia melakukan dengan penuh ucapan syukur dan melakukan di dalam Tuhan, maka semua pekerjaannya berhasil. Bahkan, ketika melihat integritas Yusuf, ia mendapatkan kuasa atas seluruh rumah Potifar. Potifar sendiri yang memberi kuasa itu.

Orang yang setia ada berintegritas, tidak akan disukai oleh orang-orang jahat yang ada di sekitarnya. Bahkan ada juga orang yang sebenarnya tidak jahat, tetapi mencoba untuk menggodanya. Istri Potifar menggoda Yusuf. Seandainya Yusuf mengikuti keinginan istri Potifar, ia akan aman saja. Secara hukum Taurat, Yusuf juga tidak berdosa, karena pada waktu itu belum muncul larangan berzinah. Hukum sepuluh baru muncul di dalam Keluaran 20. Tetapi karena Yusuf memiliki integritas yang kuat dan ia tahu bahwa hal itu tidak berkenan di hadapan Tuhan, maka ia memilih menghindar, lari dari perbuatan tidak menyenangkan Tuhan itu.

Selanjutnya, Yusuf ditahan oleh Potifar. Kita tidak bisa membayangkan bahwa penjara pada waktu itu sama dengan hari ini. Penjara pada waktu itu berada di bawah tanah, tidak mendapatkan makanan secara teratur seperti saat ini. Tidak ada kemungkinan untuk keluar dari penjara itu, apalagi status Yusuf adalah budak. Tidak ada orang yang bisa menolong dia. Meskipun demikian, ia tetap bersyukur. Bahkan ia melakukan pekerjaan-pekerjaan baik di dalam penjara. Karakter Yusuf telah banyak diuji dan semakin dimurnikan. Dalam hal kesetiaan akan hal-hal yang kecil atau remeh, ia tidak berubah. Sampai akhirnya, kepala penjara pun mempercayakan semua tahanan kepadanya (Kej 39:20-23).

Belajar dari kisah ini, maka kita juga perlu untuk setia dalam perkara atau tanggung jawab yang kecil. Dalam suatu perumpamaan, Yesus menyampaikan firman, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10a). Tuhan tidak pernah menganggap remeh, hal-hal kecil dalam kehidupan manusia. Kesetiaan akan hal-hal kecil, memerlukan ketekunan dan komitmen

Yang harus kita lakukan adalah menjaga hati, perkataan dan tingkah laku kita. Jangan berbuat jahat kepada orang lain. Lebih baik kita melakukan bagian kita, meskipun itu hal yang sangat kecil menurut kita atau menurut orang lain. Semua hal yang besar dimulai dengan hal yang kecil. Untuk membuka pintu yang besar sekalipun, diperlukan kunci yang kecil.

Jangan pernah anggap dan pandang remeh, sesuatu yang kecil yang ada pada kita. Hal yang kecil, jika itu berkenan dihadapan Tuhan, akan menjadi hal yang besar. Jangan pernah anggap remeh tanggung jawab yang kecil. Jika tanggung jawab itu dikerjakan dengan kesetiaan di dalam Tuhan, ia akan membuka perkara dan tanggung jawab yang lebih besar.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top