Pengaruh Kabar Tidak Benar

Matius 27:57-66; 28:11-15

Kita mungkin sering mendengar kata “literasi.” Literasi adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan, dan memproduksi teks dalam berbagai bentuk dan format. Literasi dapat mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan, serta kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan media. Literasi juga mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang ditemukan atau diberikan. Dengan kata lain, literasi merupakan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja, sekolah, maupun dalam kehidupan pribadi.

Kemampuan literasi ini penting, karena kita hidup sebagai makhluk sosial yang selalu saling berkomunikasi. Di dalam komunikasi, ada yang menyampaikan berita dan ada yang mendengarkan serta merespon berita tersebut. Berita yang disampaikan secara langsung saja belum tentu tersampaikan dengan benar, apalagi berita yang disampaikan secara tidak langsung. Ketika para nabi dan rasul menuliskan pengilhaman yang didapat kemudian dituliskan di dalam Alkitab, pemahaman kita bisa berbeda, sesuai dengan konteks dan keadaan kita. Berita hari ini yang disampaikan oleh media, juga diterima dengan cara yang berbeda-beda. Hal itu akan nampak pada komentar-komentar yang disampaikan dan ditulis oleh netizen.

Ayat yang kita baca memperlihatkan ada dua pihak yang memiliki sikap berbeda terhadap peristiwa pengorbanan Yesus Kristus. Pihak pertama adalah Yusuf Arimatea, seorang tokoh yang terpadang dan kaya. Dia tidak ingin melihat tubuh Yesus Kristus terus tergantung di kayu salib. Ia mengambil tubuh itu, menutup dengan kain lenan putih bersih dan memakamkannya dengan hormat di dalam kubur batu yang baru, sesuai dengan tradisi pemakaman Yahudi yang berlaku. Tindakan ini ingin memberikan pesan iman bahwa penyaliban dan kematian Yesus Kristus tidak dipandang sebagai kehinaan, bukan sebagai penghukuman bagi penjahat besar. Yusuf ingin memberi kesan bahwa pandangan hina dan jahat yang diberikan oleh orang Yahudi kepada Yesus Kristus digantikan menjadi kabar penghormatan dan kebenaran melalui tradisi pemakaman yang terhormat pada umumnya. Penyampaian kesan, kabar atau litrasi seperti ini yang perlu kita lakukan dan kembangkan, di tengah-tengah literasi yang tidak baik.

Pihak kedua adalah para imam kepala dan orang Farisi. Mereka menyangkal iman, menaruh kebencian dan kecurigaan, menyampaikan kabar bohong kepada banyak orang bahwa tubuh Yesus akan dicuri. Mereka tahu bahwa Yesus Kristus itu akan bangkit. Tetapi mereka sengaja menyangkal semuanya itu, sengaja tidak percaya, kemudian menyuap para penjaga, menyampaikan berita bohong, yang ternyata dipercayai oleh orang-orang Yahudi sampai sekarang ini. Bahkan bukan hanya orang Yahudi saja, karena ada banyak orang yang tidak mau percaya dengan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Mereka tidak mau mengakui kesaksian itu. Bahkan mereka bisa menyebarkan berita bohong, bahwa Yesus Kristus digantikan oleh orang lain pada saat penyaliban-Nya.

Dari kisah dua pihak di atas, ternyata kabar bohong itu cepat beredar secara luas. Kabar bohong itu makin cepat beredar, ketika ada orang yang membayar dan yang memberi kabar itu adalah orang penting. Dua berita di atas sama-sama menyebar, tetapi yang dipercayai dan dibicarakan oleh sebagian besar manusia di dunia ini adalah berita kedua, yaitu Yesus tidak dibangkitkan. Kepada orang percaya, Paulus di dalam 1 Korintus 15:17 meneguhkan bahwa Kristus telah dibangkitkan, karena jika tidak, maka sia-sialah iman orang Kristen. Dalam kehidupan Paulus sendiri, ia rela menderita untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus ini. Ia tahu akan kebenaran dan apa yang dilakukannya tidak sia-sia.

Fakta-fakta lain bahwa Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati, yaitu: ada perempuan-perempuan yang menjadi saksi, para prajurit penjaga juga menjadi saksi, murid-murid menjadi saksi, bahkan para imam sendiri tahu bahwa Yesus bangkit tetapi sengaja menutup kisah tersebut.

Views: 8

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top